KOLEKSI SAHABAT_ISLAM (KLIK SAHAJA)

DARI PENA SAHABAT_ISLAM


Salam Ukhuwah dari sahabat_Islam

Untuk Pengetahuan Semua tujuan blog ini diwujudkan adalah sekadar berkongsi sedikit ilmu,pengalaman dan idea kepada sahabat-sahabat sekalian.Mudah mudahan percambahan pemikiran dan luasnya pengalaman sahabat-sahabat sekalian dapat dikongsikan disini.
Apa yang diharapkan adalah blog ini mampu menjadi sebahagian daripada koleksi ilmiah yang mampu memberikan manfaat kepada sahabat-sahabat sekalian walaupun hanya sedikit.Apa yang ingin ditegaskan disini adalah sekiranya apa jua isi kandungan blog ini dilihat menyimpang dari 4 sumber syara' yang telah disepakati maka sahabat-sahabat sekalian wajiblah menolaknya.Andai ianya bertepatan dengan syara' maka manfaatkanlah.
Janganlah melihat kepada siapa yang berkata akan tetapi lihatlah kepada apa yang dikatakan olehnya.andai ianya benar menurut pandangan syara' maka benarlah juga menurut pandangan kita.Mudah mudahan islam menjadi perkara teras dalam kehidupan kita dan segala penyimpangan darinya mampu kita jauhi.Tiada apa yg terbaik melainkan mengikuti semua perintah Allah dan rasulnya tanpa mengurangi dan menambahnya walaupun sedikit.

wallahu a'lam..

ADIK DAN PALESTIN..

ADIK DAN PALESTIN..
Karya yang hebat..Semoga ianya menjadi peringatan kepada kita semua yang darah saudara kita bukan murah..Ya Allah semoga kaum muslimin sedar akan tanggungjawab mereka..

NUR AMANA..MUSNAH KERANA CINTA

NUR AMANA..MUSNAH KERANA CINTA
Sebuah Cerpen Hebat..Semoga Allah Memberikan yang terbaik kepada Penulisnya.. Seorang Gadis manis yang punya didikan agama musnah dek kerana sistem sekuler yang bermaharajalela..

CERPEN:"Serikandi Agama Mujahidah sejati"

CERPEN:"Serikandi Agama Mujahidah sejati"
Bingkisan Kecil Buat pengunjung Blog sahabat_islam.Semoga akan lahir mujahid dan mujahidah sejati daripada serikandi agama yang Kukuh Akidahnya,mantap ukhuwahnya dan Hebat perjuangannya

Ahad, Ogos 31, 2008

MARHABAN YA RAMADHAN







Ramadhan Momentum Penegakkan Syariah..
Marhaban ya Ramadhan...


Tak terasa, kita akan menemui kembali bulan suci Ramadhan. Semua ini adalah kebesaran dan kuasa Allah. Sungguh, perjalanan waktu kadang melenakan dan membius kita dalam hal-hal yang tiada memberikan harapan. Kita sering lupa atau bahkan kadang 'berani' menentang larangan dan melanggar perintah-Nya. Kadang pula di hati kita terbersit rasa telah 'berbuat banyak' bagi agama-Nya, padahal sebenarnya tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan apa yang diberikan para Sahabat dan shalafush-shâlih. Kadang pula kita tidak merasa telah menjadi 'penghambat dan beban' roda dakwah. Kita masih sering melupakan dakwah penyebaran Islam. Namun, kita justru merasa telah berkonstribusi banyak terhadap perjuangan penegakan syariah. Kadang pula kita pun merasa telah begitu banyak berkorban, baik harta, waktu, tenaga dan pikiran. Namun sebenarnya, semua itu belumlah cukup dibandingkan dengan pengorbanan para pejuang Islam sebelumnya. Infak kita masih begitu sedikit jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk belanja kesenangan kita. Waktu tidur kita masih lebih banyak jika dibandingkan dengan waktu dakwah kita. Fikiran kita masih lebih banyak disibukkan oleh beban pekerjaan daripada beban dakwah.



Kadang bibir kita tak pernah kelu berucap mempertentangkan dakwah dengan pekerjaan. Dakwah bukan lagi menjadi 'poros' hidup, namun hanya sekadar menjadi pekerjaan 'sambilan' yang tidak memerlukan keseriusan perhatian. Kadang ada pula yang secara sedar menentang penegakkan syariah Islam. Mereka mengatakan bahwa syariah Islam saat ini sudah tidak relevan lagi, tidak sesuai untuk kondisi saat ini; atau syariah Islam bukanlah solusi universal bagi problem yang sedang dihadapi oleh masyarakat dunia saat ini. Ada juga yang dengan berani 'memelintir' nash-nash yang ada, menafsirkannya sesuai dengan kehendak akal. Akibatnya, yang dihasilkan bukan lagi tafsir, tetapi 'racun' bagi pemahaman umat Islam. Sungguh, kita telah melupakan Allah SWT.
Namun, walau kita telah berbuat aniaya sebegitu jauhnya, Allah SWT tetap melimpahkan kasih dan sayang-Nya kepada kita. Buktinya, Allah tetap mempertemukan kita dengan bulan suci Ramadhan yang di dalamnya ada malam yang lebih utama dari seribu bulan dan masih banyak keutamaan lainnya. Sungguh, hanya orang-orang yang tidak berakal dan berperasaan yang tidak mampu menghayati betapa besar kasih Allah kepada hamba-hamba-Nya.
Sayang, tatkala mengisi hari-hari di bulan Ramadhan, kita masih sering terjebak pada aktiviti ritual/rutin/seremonial semata. Pagi sampai petang berpuasa dan malamnya melaksanakan solat tarawih. Hanya itu saja. Tidak ada proses 'penggemblengan' diri menuju pribadi yang berfikir dan berjiwa islami. Sikap dan perilaku masih sekular; mencerminkan pemisahan antara agama dan kehidupan. Berpolitik masih menggunakan norma-norma politik demokrasi dan maciavelis sebagai dasar pemikiran, yang menghalalkan segala macam cara untuk meraih tujuan. Tak peduli lagi kepentingan rakyat dicukupi. Kepentingan asing dan kelompoklah yang diutamakan. Masih banyak lagi perbuatan zalim lainnya yang sering dilakukan.
Sungguh, aktiviti kita sangat jauh berbeza dengan aktiviti Rasul saw. dan para Sahabat.

Pada bulan Ramadhan, Rasul saw. dan para Sahabat giat berdakwah kesana-kemari menyampaikan risalah Islam tanpa kenal lelah; mengisi kajian dari satu majlis ke majlis lain; membaca al-Quran hingga beberapa kali tamat; memperbanyak sedekah; memperbanyak silaturahmi; bahkan memimpin pasukan perang menghadapi musuh-musuh Islam.
Oleh karena itu, bulan Ramadhan adalah bulan istimewa yang perlu diperhatikan secara khusus; bukan malah lepas dari perhatian kita, dengan mengisinya hanya dengan aktiviti rutin belaka.



Ramadhan: Jalan Menuju Takwa


Bulan Ramadhan adalah bulan menuju takwa. Hal ini dapat dipahami dari wahyu-Nya:


]يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون)

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana puasa itu telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. (QS al-Baqarah [2]: 183).

Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa tujuan akhir dari puasa bulan Ramadhan itu adalah terbentuknya ketakwaan kaum Muslim. Berkaitan dengan hal ini, Allah SWT menegaskan:


]وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ[

Siapa saja yang menaati Allah dan Rasul-Nya, takut kepada Allah, serta bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan. (QS an-Nur [24]: 52).

Berlandaskan ayat di atas, juga seperti dinyatakan oleh Imam al-Ghazali, dengan adanya ketakwaan dalam diri, setiap Muslim akan memiliki perasaan takut yang amat besar kepada Allah SWT, hanya berbakti dan tunduk kepada-Nya, serta membersihkan hati dan perbuatan dari segala dosa (Lihat: Al-Ghazali, Minhâj al-'Abidîn, hlm. 121).


Takwa bukanlah sekadar dalam bentuk akuan saja. Takwa harus ditunjukkan oleh lisan, hati dan perbuatan. Banyak sekali nash-nash al-Quran yang menjelaskan bahwa bukti ketakwaan kepada Allah SWT adalah mengikuti semua apa yang dibawa oleh Rasul-Nya. Di antaranya:


]إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ L فَاتَّقُوا اللهَ وَأَطِيعُونِ [

Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepada kalian. Karena itu, bertakwalah kalian kepada Allah dan taatilah aku. (QS asy-Syu'ara [26]: 107-108).

Lebih tegas lagi, berkaitan dengan Rasulullah Muhammad saw., Allah SWT berfirman:


]وَمَا ءَاتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللهَ[

Apa saja yang dibawa Rasul kepada kalian maka ambillah; apa saja yang dilarangnya atas kalian maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kalian kepada Allah. (QS al-Hasyr [59]: 7).

Berdasarkan bahasan di atas, menjadi jelas bahwa takwa merupakan ketaatan total kepada Allah SWT dengan cara mengikuti setiap hukum dan aturan-Nya yang diwahyukan kepada Rasulullah saw. Berkaitan dengan persoalan ini, Allah SWT berfirman:


]يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلاََ تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ[

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian semua ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh nyata bagi kalian. (QS al-Baqarah [2]: 208).
Imam Ibnu Katsir menjelaskan, bahwa sebagian orang-orang Yahudi yang masuk Islam menyangka bahwa keimanan mereka tidak ternodai, sekalipun mereka tetap meyakini sebagian isi Taurat. Namun, Allah SWT menjelaskan bahwa masuk ke dalam Islam mengharuskan beriman pada seluruh apa yang diturunkan Allah SWT berupa Islam itu sendiri. Jika tidak, berarti ia telah mengikuti setan yang sebenarnya merupakan musuh yang nyata. Saat itulah turun surat al-Baqarah [2] ayat 208 dan 209 di atas.
Lebih jauh lagi, beliau memaknai ayat ini dengan menyatakan, "Allah SWT memerintahkan kepada kaum beriman dan yang meyakini kebenaran Rasulullah Muhammad saw. untuk mengambil seluruh ajaran Islam dan syariahnya, melakukan semua perintah-Nya dan meninggalkan apa pun yang Dia larang dengan sekuat tenaga." (Lihat: Tafsîr al-Qur'ân al-'Azhîm, I/307-308).
Jelas, bulan Ramadhan merupakan momentum bagi umat Islam, baik secara individual maupun kolektif, untuk menjadi orang-orang yang melakukan ketaatan penuh kepada Allah SWT dengan hanya menjalankan hukum dan aturan-aturan-Nya.
Wahai Kaum Muslim:
Setiap tahun Ramadhan datang. Sekarang pun Ramadhan sedang menemui umat Islam. Sejak Inggris menghancurkan Daulah Khilafah, sudah 85 tahun hitungan tahun hijriyah umat Islam tidak memiliki pemimpin umat dan tidak lagi hidup dalam naungan Islam. Artinya, sudah 85 kali Ramadhan tiba kaum Muslim hidup bukan diatur oleh syariah Islam. Sampai hari ini, umat Islam masih terkerat-kerat menjadi 56 serpihan negara kecil. Ukhuwah Islamiyah hanya membara di dada, tidak terbukti dalam realiti kehidupan nyata. Tatkala Irak, Afganistan dan Palestina di porak-porandakan oleh AS dan sekutunya, kita hanya mampu mengutuk dan mengecam dari jauh semata. Kita tidak mempunyai daya dan upaya nyata untuk membantu saudara-saudara kita mengusir para 'agresor' tersebut. Sampai saat ini pun saudara kita masih merana.
Sementara itu, para penguasa di negeri-negeri Muslim masih kuat ketaatan dan kepatuhannya pada negara-negara Barat kafir. Pemikiran, perasaan dan sistem hidup pemerintahan yang dipimpinnya mengambil secara bulat bukan dari Islam. Al-Quran diabaikan, dianggap sebagai ajaran abad I dan II Hijriah, tidak sesuai untuk realiti sekarang. Pandangan Montesquieu, J.J. Roussou, Plato dan para filosof Yunani lainnya dianggap lebih baik daripada ajaran al-Quran. Pada sisi lain, sebagian kaum Muslim yang ingin hidup dan memperjuangkan Islam secara kâffah mendapat banyak tentangan. Mereka dihambat, baik secara fikrah maupun geraknya. Kelompok tersebut dicap sebagai kelompok yang memecah-belah umat. Mereka juga dicap sebagai kelompok yang sering menyebar teror dan onar sehingga layak untuk dihapuskan. Walhasil, tidak sedikit dari anggota kelompok mereka yang dimasukkan ke dalam penjara oleh penguasa Muslim hanya karena mereka mengatakan: "Tuhan kami Allah...."
Anehnya, intervensi dan campur tangan asing di negeri-negeri Islam yang semakin kencang dibiarkan begitu saja. Intervensi/campur tangan asing bahkan menjadi menu wajib bagi setiap penguasa Muslim.


Wahai Kaum Muslim:
Bulan ini adalah bulan al-Quran; bulan membaca, mengkaji, menghayati, merenungi dan mengamalkan al-Quran. Untuk itu, patutlah kiranya kita merenungkan ayat-ayat al-Quran. Di antaranya adalah ayat-ayat berikut:


]كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللهِ[

Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan bagi manusia; kalian menyuruh kemakrufan dan mencegah kemungkaran serta beriman kepada Allah. (QS Ali Imran [3]: 110).

]وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلاََ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلاََ نَصِيرٍ[

Tidak akan pernah ridha Yahudi dan Nasrani kepada engkau (Muhammad) hingga engkau mengikuti millah mereka. Katakanlah, "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)." Sesungguhnya jika engkau mengikuti kemauan mereka, setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi Pelindung dan Penolongmu (QS al-Baqarah [2]: 120).

]وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ اْلإِسْلاََمِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي اْلآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ[

Siapa saja yang menjadikan selain Islam sebagai dîn (agama, sistem hidup) maka tidak akan diterima apapun darinya dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi. (QS Ali Imran [3]: 85).

]الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ اْلإِسْلاََمَ دِينًا[

Hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian, telah Aku cukupkan nikmat-Ku untuk kalian, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama kalian. (QS al-Maidah [5]: 3).

]وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ[

Siapa saja yang tidak berhukum dengan apa yang Allah turunkan, mereka itulah orang-orang kafir. (QS al-Maidah [5]: 44).

]أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ[

Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? Siapakah yang lebih baik hukumnya daripada Allah? (QS al-Maidah [5]: 50).
Dari ayat-ayat itu, jelas bahwa kaum Mukmin diperintahkan untuk menyelesaikan berbagai persoalan hanya dengan Islam. Sudahkah kita tunduk pada syariah-Nya? Inilah saatnya. Wallâhu a'lam

@-Copyright Control-
Read More...

Khamis, Ogos 28, 2008

ISTIMEWA BUAT MUSLIMAH (8)


KEKUATAN SEORANG WANITA DISEBALIK KELEMAHANNYA

Sabda Rasulullah SAW :
Jika seorang isteri telah menunaikan solat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan dan menjaga kehormatannya dan dia taat kepada suaminya, maka dipersilakanlah dia masuk ke dalam syurga dari pintu mana sahaja yang ia kehendaki"

Wanita solehah adalah sebaik-baik perhiasan di muka bumi ini, itulah gelaran yang diberikan oleh Allah SWT kepada wanita. Sebelum kedatangan Islam di tanah Arab, kaum wanita dipandang serendah-rendah martabat. Mereka diperlakukan sewenang-wenangnya oleh suami masing-masing. Di dalam hal kelahiran pula, apabila seorang wanita itu melahirkan anak perempuan, itulah sebesar-besar aib yang dirasakan oleh suaminya hinggakan ada yang sanggup membunuh anak perempuan yang tidak berdosa itu. Setelah sinaran Islam disebarkan oleh Rasulullah SAW, martabat kaum wanita diangkat setinggi-tingginya dan penghormatan demi penghormatan diberikan oleh Allah SWT kepada golongan wanita. Sesungguhnya wanita itu adalah golongan yang lemah. Memerlukan perhatian, belaian dan tunjuk ajar dari seorang lelaki untuk menuntun dan memandu hidupnya.

"Andai manusia itu dibenarkan untuk sujud kepada manusia, nescaya akan ku suruh isteri-isteri untuk sujud kepada suaminya.¨ Itulah kata-kata dari Rasulullah SAW Tetapi disebalik setiap kelemahan itu pasti ada kekuatannya. Ketika Rasulullah SAW pulang dari Gua Hira,selepas menerima wahyu pertama daripada Allah melalui malaikat Jibril, baginda meminta isterinya Saidatina Khadijah untuk menyelimutkannya. Khadijahlah tempat baginda kembali saat kecemasan dan ketakutan melandanya setelah menerima wahyu pertama. Kebesaran jiwa Khadijah yang sentiasa dikenang oleh baginda dan memberikan tempat yang paling istimewa dihatinya walaupun setelah baginda menikahi Saidatina Aisyah. Begitu juga yang diperlakukan oleh baginda Rasulullah SAW yang sering bergurau dengan Saidatina Aisyah dan isteri-isterinya yang lain..

Begitu juga keadaannya dengan Saidina Umar Al-Khatab. Ketika seorang lelaki datang kepadanya untuk mengadu keadaan isterinya yang suka membebel, beliau sendiri melihat Saidina Umar Al-Khatab berdiam diri dimarahi isterinya sendiri. Ketika ditanya, Saidina Umar lantas menjawab bahawa isterinya telah banyak berkorban untuknya, membasuhkan pakaiannya, memasak untuknya, melahirkan anaknya dan menjaga serta mendidik anaknya sedangkan itu adalah ehsannya terhadapnya dan bukan kewajipannya. Khalifah kedua tersebut juga menunjukkan rasa kasih dan sayang serta mesra terhadap isterinya. Ini menunjukkan kepada kita satu cara, bahawa para pemimpin dan pejuang mukmin sejati menggunakan setiap tenaganya untuk menjalankan tanggungjawabnya sebagai hamba dan pejuang-pejuang Allah, ketika tenaganya habis, disitu memerlukan kembali bekalan tenaga untuknya meneruskan perjalanan. Dan bekalan tenaga itu dapat diperolehi melalui kelembutan dan kemesraan seorang isteri. Kepercayaan seorang isteri, dorongan dan motivasi seorang isteri serta kelembutan, kemesraan dan kasih sayangnya terhadap suaminya memberikan kekuatan kepada sang suami untuk terus berjuang. Dibelakang seorang lelaki yang berjaya, berdirinya seorang wanita. Tidak salah mengatakan kekuatan seorang wanita itu terlindung di sebalik kelemahannya.

"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. Amin..¨


-Copyright Control-
Read More...

Rabu, Ogos 27, 2008

ISTIMEWA BUAT MUSLIMAH (7)




KASIHNYA ALLAH PADA WANITA



"Keistimewaan yang Tuhan berikan kepada wanita terlalu banyaknya". "Kasihnya Tuhan kepada wanita!" Itulah kata-kata yang paling mudah digunakan untuk menggambarkan 'layanan' istimewa terhadap wanita dalam Islam. Sesungguhnya, tidak akan ada mana-mana ajaran, ideologi,atau agama lain yang dapat melayan wanita dengan sebegitu baik sepertimana Islam melayan kaum wanita. Malah, kalau bergabung pun kesemua wanita yang cerdik pandai, berharta dan berkuasa di seluruh dunia ini untuk menambah hak dan pengiktirafan buat mereka, mereka pasti tidak akan mencapai taraf kemuliaan serta layanan baik yang Allah SWT tawarkan buat seorang wanita di dalam Islam.Namun, ramai wanita yang tidak memahami hal ini.

Lantaran itu kebanyakan mereka tertipu oleh nafsu sendiri dan merasa terkongkong dengan amalan atau larangan tertentu yang digunakan ke atas wanita Islam seperti amalan menutup aurat, larangan bergaul bebas, poligami, larangan wanita menjadi pemimpin dan lain-lain lagi. Mereka cukup takut dan gerun dengan kesemua amalan atau larangan yang dianggap sangat menindas wanita. Walhal kalau dikaji setiap satu amalan atau larangan itu, mudah sahaja untuk melihat hikmah dan kebaikannya kepada kaum wanita itu sendiri.Lalu kita melihat apa yang diperjuangkan oleh pejuang-pejuang hak wanita ialah mereka kalau boleh tidak mahu sebarang sekatan dikenakan ke atas mereka. Tentulah ini tidak munasabah. Sedangkan manusia sendiri banyak membuat peraturan-peraturan serta larangan itu dan ini, atas alasan hendak menjaga keselamatan diri atau masyarakat awam. Contohnya, dalam soal lalu-lintas, terlalu banyak peraturan dan larangan yang manusia buat seperti jangan memandu melebihi had laju, tidak boleh letak kereta di garisan kuning, mesti berhenti apabila ada isyarat lampu merah, mesti hidupkan lampu selepas pukul 7 malam dan berbagai-bagai lagi. Kalau dalam bidang sekecil ini pun perlu banyak peraturan dan larangan, sudah tentulah dalam bidang kehidupan lebih memerlukan lagi, dan lebih-lebih lagilah kalau skopnya itu jauh lebih luas iaitu untuk keselamatan dunia dan Akhirat.Tuhan sebenarnya sangat kasih dan memuliakan kaum wanita. Segala suruhan dan larangan yang Tuhan kenakan ke atas kaum wanita tidak lain dan tidak bukan ialah untuk memastikan keselamatan dirinya dan masyarakat dan sekali-kali bukan untuk menyusahkan mereka. Tetapi, atas hujah dan alasan apa dakwaan ini dibuat? Mari kita lihat satu persatu pengiktirafan yang diberikan oleh Tuhan kepada wanita, sama ada setara langsung atau pun tidak.



i) Gelaran bagi `isteri' di dalam Al Quran,Perkataan yang Allah SWT gunakan di dalam Al Quran untuk menunjukkan suami atau isteri adalah perkataan yang sama, sedangkan dalam bahasa- bahasa lain, perkataan untuk suami dan perkataan untuk isteri menggunakan dua perkataan yang berbeza. Misalnya, dalam bahasa Inggeris, perkataan untuk suami ialah `husband' manakala perkataan untuk isteri ialah `wife'. Sementara dalam bahasa Perancis pula, perkataan untuk suami ialah `mari' manakala perkataan `femme' untuk isteri.Tetapi di dalam Al Quran, suami dan isteri tidak disebut dua perkataan yang berbeza `zaujuh' dan `zaujati'. Hanya satu perkataan yang digunakan untuk kedua-duanya iaitu `zaujuh' yang bermakna `pasangan'. Islam melihat suami dan isteri adalah pasangan, penutup dan juga pelindung buat yang lain. Mereka dilihat sebagai sepasang, bukan berasingan. Sudah tentulah ini bermakna yang kaum lelaki di dalam Islam tidak dianggap lebih mulia daripada kaum wanitanya. Apabila kita mengatakan sepasang kaca mata, sepasang stokin atau sepasang baju, tentulah kita menganggap mereka setara dan tidak dapat dipisahkan di antara satu sama lain. Dan sudah tentulah kita tidak menganggap yang stokin kanan lebih hebat daripada stokin kiri atau kaca mata kanan lebih baik daripada kaca mata kiri. Begitulah tamsilannya sepasang suami isteri di dalam Islam seperti yang tercatat di dalam Al Quran.Namun, gelaran zaujuh ini hanya diberikan kepada isteri yang sama beriman. Bagi isteri yang tidak beriman, mereka tidak disebut zaujuh. Contohnya, isteri Nabi Lut dan isteri Nabi Nuh. Di dalam Al Quran, mereka disebut 'imraah', kerana isteri sebegini tidak dianggap pelengkap, pelindung atau penutup kepada suaminya.

ii) Pembelaan Rasulullah SAW Terhadap Wanita,Rasulullah SAW ada banyak menyatakan Hadis-Hadis yang menunjukkan betapa wanita itu dimuliakan di dalam Islam. Antaranya: a. "Syurga di bawah telapak kaki ibu." Apakah wanita tidak rasa mulia dengan Hadis ini? Mengapa Rasulullah SAW memilih perkataan "di bawah telapak kaki" dan bukan "di dalam tangan" atau "di sisi" seorang ibu? Sudah tentu ini sangat menggambarkan mulianya seorang wanita di dalam Islam. Seorang yang faham tentu akan sangat memandang mulia, menghormati, membela serta berlumba-lumba untuk berkhidmat dan meng'hamba'kan diri kepada ibunya (dengan syarat segala yang dibuat itu tidak melanggar syariat). Tidakkah beruntung menjadi seorang ibu di dalam Islam? Dia tidak akan terbiar dan dipinggirkan, malah akan sentiasa dibela, dihormati dan dimuliakan oleh anak-anaknya.
b. "Orang yang paling baik dari antara kamu itu ialah yang paling baik kepada isi rumahnya, dan aku ini orang yang paling baik dari antara kamu kepada isi rumahku."
c. "Tidak akan memuliakan perempuan-perempuan melainkan orang yang mulia, dan tidak menghina akan perempuan-perempuan melainkan orang yang hina."(Hadis riwayat Ibnu `Asakir)
d. "Bergaullah kamu dengan isteri-isteri kamu dengan cara yang sopan. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) kerana mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak."
e. "Janganlah seorang mukmin lelaki membenci kepada seorang(isterinya yang) mukminah, kerana walaupun ada satu perangainya yang lelaki itu tidak suka, tetapi (tentu) ada lain perangainya yang ia suka."(Hadis riwayat Ahmad dan Muslim)Demikianlah hak-hak istimewa seorang wanita yang diberi oleh Islam. Dalam satu masyarakat yang bertaqwa, kaum wanita tidak perlu bimbang yang mereka akan diperleceh, dipermain atau diperkotak-katikkan oleh kaum lelaki, sebaliknya mereka boleh yakin bahawa pihak lelaki akan sentiasa melindungi, menasihati, menegur dan membimbing mereka dengan ikhlas.

iii) Bahagian Tubuh Wanita Dianugerahkan Nama yang Mulia Dalam tubuh wanita, ada satu bahagian yang diberi nana yang begitu mulia iaitu rahim. Perkataan ini diambil dari nama Tuhan, yang bermaksud `Maha Penyayang'. Sudah tentulah Tuhan tidak akan memberikan nama yang semulia ini kepada sesuatu yang hina di sisi- Nya. Sudah tentu Tuhan akan memilih sesuatu yang mulia juga untuk dianugerahkan nama yang begitu mulia. Tuhan tidak berikan nama yang semulia ini kepada bahagian tubuh lelaki tetapi Dia memberikannya kepada bahagian tubuh wanita. Rahim inilah yang merupakan penghubung kepada makhluk. Di dalam rahimlah, wanita menjaga ciptaan Tuhan dan memberi makan kepada apa yang Tuhan ciptakan.Kaum wanita sepatutnya merasa sangat malu kepada Tuhan kerana memberi penghargaan yang begitu tinggi kepada mereka. Siapa boleh nafikan kepentingan rahim untuk kewujudan manusia? Anugerah rahim kepada wanita sebenarnya sudah cukup untuk membuktikan akan mulianya wanita di sisi Tuhan.

iv) Diberi Pahala yang Berterusan Wanita disebut `kurang dari sudut agama', tetapi ini bukan bermaksud yang wanita itu kurang dari sudut iman dan taqwanya. Mereka cuma kurang bersolat ketika datang haid dan nifas. Namun, oleh kerana di waktu-waktu lain mereka sentiasa bersolat, maka sepanjang waktu haid dan nifas itu, Tuhan tetap memberikan juga pahala solat sekiranya mereka dapat bersabar dengan keadaannya yang tidak selesa itu.Bayangkan seorang wanita yang baru melahirkan anak. Sudahlah digugurkan dosa-dosanya seperti seorang bayi yang baru lahir, diberikan pula pahala solat percuma sepanjang dia dalam keadaan nifas. Dan kalau dia sabar menyusu, memelihara dan melayan kerenah anaknya pula, makin banyaknya pahala yang Tuhan sediakan untuknya.Aduh! Maha Pemurahnya Tuhan kepada wanita. Maha Baiknya Tuhan kepada golongan yang sering dianggap lemah dan terpinggir ini! Kalaulah wanita-wanita pejuang hak asasi itu tahu begini sekali ganjaran- ganjaran yang Tuhan berikan kepada seorang wanita mukminah, pastilah mereka akan meninggalkan perjuangan mereka. Tidak ada apa-apa lagi hak yang perlu diperjuangkan oleh seorang wanita mukminah. Yang Tuhan tawarkan itu pun sudah terlampau banyaknya.


Wahai Muslimah,Wahai serikandi,Wahai Mujahidah,Wahai Ibu,Wahai Isteri..
Didalam sistem sekuler ciptaan barat inilah yang menafikan segala keistimewaanmu..
Tuhanmu telah memberikan segala yang terbaik untukmu..fikirkanlah wahai wanita mukminah..

@-Copyright Control-
Read More...

Jumaat, Ogos 22, 2008

ISTIMEWA BUAT MUSLIMAH (6)



BUNGA YANG CANTIK..


Bunga yang kembang dan cantik itu jarang yang wangi... Begitulah orang yang cantik jarang berbudi.." Apabila si gadis dipuji dengan kata-kata, "Awak ni cantiklah", maka akan menguntumlah sekuntum senyuman dibibirnya dan berbungalah hatinya. Tersipu-sipulah ia. Ah... siapa yang tidak seronok bila dikatakan cantik dan lawa? Begitulah resam manusia, seronok bila dipuji kecewa bila dikeji.


Tetapi lain halnya bagi si mukmin yang merasa dirinya miskin dengan Tuhannya. Terasa kerdil tatkala berhadapan dengan pujian dan sanjungan manusia. Wanita yang cantik selalu ditimpa 'perasan' kerana sedar dirinya punya kelebihan. Kata orang, wanita cantik banyak mahunya. Diri rasa bangga, seisi dunia mahu digenggamnya. Kalau ia seorang gadis dirinya sanggup menjadi tukaran dengan wang yang beribu. Ada pula yang rela menjadi andartu. Hidup liar bak merpati, senang didekat dan ditangkap lari. Jika ia seorang isteri yang sedar dan bangga dengan kecantikkannya maka suamilah yang menjadi mangsa. Si suami selalu melutut dan kalah dengan kehendak dan karenahnya. Lebih malang jika si suami pula suka akan kecantikan isterinya. Ia menyayangi isteri atas dasar kecantikannya. Jadilah suami laksana lembu yang dicucuk hidungnya. Ke mana diarah di situlah perginya, alangkah dayusnya dia. Si isteri yang cantik rupawan akan merajuk dan meragam seandai kemahuannya tidak tercapai, mengugut, merajuk hendak balik kampung atau minta cerai. Alangkah indahnya jika si isteri tadi, kecantikannya digunakan untuk meniup semangat jihad ke lubuk hati mujahidin.
Ketahuilah, keutamaan dan nilai diri seorang wanita sama ada cantik atau tidak adalah pada akhlaknya. Kalau ia seorang isteri, ketaatannya pada suami adalah akhlak yang indah. Wanita yang cantik tetapi tidak berbudi pekerti tinggi, lebih-lebih lagi isteri yang cantik yang derhaka pada suami adalah ibarat bunga raya. Cantik warnanya harumnya tiada. Sebaliknya wanita yang tidak cantik tetapi berakhlak mulia, taat suaminya, sentiasa mencarikeredhaanNya, ibarat bunga cempaka. Tiada rupa tetapi harumnya memikat jiwa. Antara bunga raya dan bunga cempaka pastilah cempaka diminati orang. Kasihan si bunga raya, tidak dijual atau dipakai orang. Ibarat gadis murahan yang mempertontonkan kecantikan. Konon nanti ada yang berkenan tetapi tidak sedar diri jadi mainan. Wanita yang tidak cantik pula jika tidak berakhlak akan meyakitkan hati dan mata. Ibarat bunga yang tidak cantik tidak pula harum dan wangi. Maka tiadalah apa-apa tarikan dan keindahan padanya. Usah bangga dan usah pula risau akan paras rupa untuk merebut kasih sayang manusia. Tetapi marilah berlumba-lumba untuk menjadi wanita yang bertaqwa dan berakhlak mulia. Nescaya disayangi Allah serta makhluk-makhlukNya. Seharusnya diri yang dikurniakan Allah dengan nikmat kecantikan sentiasa resah jiwanya. Bukan kerana takut luput kurniaan itu dari dirinya. Bukan jua kerana ada yang iri hati dan mahu menganiayai atau menandingi kejelitaannya. Resah adalah kerana menghitung-hitung pahala-pahala yang tinggal akibat pujian dan sanjungan manusia yang bakal menjerumuskan dirinya ke jurang neraka. Mengira-ngira bagaimana untuk meruntuhkan gunung mazmumah akibat dari kecantikan diri yang dijulang bagaikan mahkota. Apa lagi jika kecantikan itu hidangan setiap insan, cantik indah tetapi hina terdedah. Menjadi mainan nafsu dan syaitan. Bersyukur dengan segala nikmat Tuhan. Baik buruk,cantik hodoh itu adalah pemberiNya. Yang berwajah cantik atau hodoh sama-sama perlukan persediaan. Akan tiba saatnya jua di mana yang berwajah cantik indah dikerumuni oleh cacing dan ditimbusi tanah di liang lahad yang gelap lagi sunyi. Tatkala itu bersandinglah manusia dengan kematian. Apakah baru di kala itu mahu diucapkan nikmat iman dan Islam itulah sebesar-besar pemberian Tuhan? Baru sanggup berjuang, berkorban apa saja demi mendapatkannya? Sebelum segala-galanya terlewat sama-samalah kita daki anak-anak tangga menuju ke puncak taubat. Asal manusia dari setitis mani yang hina. Sehina itulah pula diri wanita. Kenangilah nasib diri di hari penghisaban. Segala pinjaman Tuhan itu, untuk apa digunakan. Lunakkan hati, tenangkan perasaan. Lihatlah ke seluruh penjuru alam. Di mana saja mata menjurus di sana ada tanda keagungan Tuhan. Dongakkan kepala ke langit biru, tundukkan wajah ke bumi yang hijau. Saksikanlah kilauan mentari, percikan cahaya bulan dan bintang. Langit yang dijadikanNya tidak bertiang, gunung-ganang tidak berpancang. Usah terlena dibuai keindahan, sesungguhnya pada segalanya itu terkandung pengajaran: "Dan apa sahaja nikmat yang ada padamu dari Allahlah datangnya, dan bila kamu ditimpa kemudaratan maka hanya padaNyalah kamu meminta pertolongan." An-Nahl:53



@-Copyright Control-
Read More...

Rabu, Ogos 20, 2008

HUKUM ISLAM TERUS DIHINA






Kes Siti Fatimah Tan berulang di Kuantan!



Rabu, 20 Ogos 2008 23:22
Kuantan 18 Ogos - Sekali lagi umat Islam telah dipertontonkan dengan penghinaan oleh Mahkamah Syariah Tinggi sendiri terhadap hukum-hakam Islam, apabila Hakim Datuk A Rahman Yunus membenarkan permohonan murtad, seorang yang telah 14 tahun memeluk Islam. Nampaknya hujah yang digunakan sama dengan teknik yang diinovasi dari peguam Ahmad Jailani dalam kes Siti Fatimah Tan Abdullah di Pulau Pinang, iaitu kononnya si kafir ini tidak pernah masuk Islam. Akhirnya ia disahkan murtad mengikut jejak langkah seperti yang dilakukan sama persis dalam kes Fatimah Tan Abdullah. Semasa kes Siti Fatimah diputuskan, ramai Muslim telah membayangkan bahawa kes yang sama akan berlaku, dan ternyata kini, kes sebegini telah benar-benar berulang. Dan ia nampaknya akan terus berulang selama mana Mahkamah Syariah menjadikan udang-undang ciptaan manusia sebagai sumber penghakiman.



Berita Harian yang memetik dari sumber Bernama, dengan tajuk Mahkamah benar kontraktor keluar Islam. Mengikut laporan tersebut, Hakim Rahman yang membenarkan permohonan seorang mualaf untuk mengisytiharkan bersetuju bahawa dia bukan lagi seorang Islam kerana tidak mengamalkan ajaran itu sejak memeluk agama itu, 14 tahun lalu. Hakim ketika membacakan keputusan mahkamah itu berkata bahawa selepas mendengar keterangan empat saksi dalam perbicaraan yang dijalankan sebelum ini, mahkamah mendapati Jeffrey Or Abdullah, atau Or Boon Hua, 36, jelas keluar daripada Islam.

“Mengikut keterangan saksi, pemohon (Jeffrey) tidak mengamalkan ajaran Islam sejak mula lagi dan mahkamah memutuskan bahawa pemohon bukan lagi seorang Islam,” katanya ketika membacakan keputusan penghakimannya.

A Rahman berkata mengikut keterangan saksi, Jeffrey turut melakukan ibadat di tokong, memasang colok di rumah serta makan makanan yang haram di sisi Islam.

“Jeffrey juga pernah menyatakan kepada saksi bahawa dia tidak pernah percaya dengan agama Islam dan kekal mengamalkan cara hidup seperti sebelum memeluk Islam,” katanya. Hakim turut memerintahkan supaya Majlis Agama Islam Pahang membatalkan sijil pendaftaran memeluk Islam Jeffrey.

Rahman berkata Jeffrey hendaklah menukarkan status agama di kad pengenalannya di Jabatan Pendaftaran Negara (JPN) kerana mahkamah itu tidak mempunyai kuasa berbuat demikian.
Menurut pernyataan tuntutannya, Jeffrey berkata dia memeluk Islam sekadar mencukupkan syarat bagi membolehkannya berkahwin dengan seorang wanita Islam tempatan.
Hakim syari’e perlu sedar bahawa adalah haram bagi mereka untuk berhukum dengan hukum yang dibuat oleh manusia. Mereka wajib menjadi hakim yang memutuskan sebagaimana Rasulullah memutuskan (berdasarkan hukum wahyu). Mereka perlu bertaubat dari dosa-dosa mereka dan mereka perlu bangkit untuk merubah hukum kufur sekular yang ada pada hari ini dan menggantikannya dengan hukum Allah. Kita tidak mahu lagi hidup di dalam sistem sekular yang hanya menjadikan seseorang itu ‘Muslim’ hanya berdasarkan sekeping sijil, kemudian jika dia ingin keluar dari Islam, maka boleh dibenarkan dan sijil tersebut dibatalkan. Ramai di kalangan umat Islam yang mendakwa bahawa kita tidak ada pilihan lain kecuali mengikut sahaja undang-undang yang sedia ada. Kita manfaatkan undang-undang kufur yang sedia ada untuk kebaikan Islam, hujah mereka. Hujah ini bukan sahaja keliru, malah bercanggah dengan Islam. Yang benarnya ialah kita dilarang (haram) untuk berhukum dengan hukum kufur dan kita wajib berjuang untuk menggantikannya dengan hukum Islam. Kita tidak dituntut untuk memanfaatkan sistem kufur, tetapi kita dituntut untuk menukarnya kepada sistem Islam.Suatu yang haram itu haram untuk dimanfaatkan dan wajib diganti dengan yang halal, bahkan ‘jalan’ yang menuju kepada yang haram pun adalah haram (al-wasilatul ilal haram, haram). Kaedah syarak juga menyebut bahawa ridha bil kufr, al-kufr (redha dengan kekufuran itu adalah satu kekufuran). Hakim syari’e yang mengendalikan kes ini nampaknya gagal memahami bahawa murtad itu adalah satu kesalahan di bawah hudud, sepertimana mencuri atau berzina. Jika beliau faham dan meletakkan bahawa murtad adalah satu kesalahan/keharaman, maka tentunya beliau tidak akan membuat permohonan yang menjadi wasilah (jalan) menuju keharaman. Di dalam Islam ‘kesalahan’ itu adalah sesuatu yang wajib dihukum, bukan dipohon. Contohnya, jika seseorang mengaku telah berzina di hadapan hakim, apakah hakim itu dibolehkan untuk mengisytiharkan/mengesahkan bahawa sianu telah berzina atau sianu adalah seorang penzina? Begitu juga jika seseorang itu telah mengaku mencuri, apakah hakim dibolehkan hanya membuat pengisytiharan/pengesahan mahkamah bahawa, ya benar sianu telah mencuri dan sianu sekarang adalah seorang pencuri? Apakah hakim itu pula, setelah mendengar pengakuan salah dan bukti-bukti, dibolehkan mengeluarkan ‘pengesahan’ bahawa, ya benar sifulan bin sifulan telah murtad dan sekarang dia adalah seorang kafir, tanpa menghukum orang itu?

Alangkah malunya untuk kita menggelar seserang hakim mahkamah syariah itu sebagai hakim syar’ie, kerana ternyata penghakimannya langsung tidak syar’ie.

@-Copyright Control-

Read More...

Isnin, Ogos 18, 2008

ISTIMEWA BUAT MUSLIMAH (5)






BICARA HATI SEORANG MUSLIMAH


Segala puji hanya bagiMu Tuhan Lantaran telah menjadikan daku seorang perempuan..
Dicipta dari tulang rusuk kiri Adam Dengan seindah dan sebaik ciptaan..
Daku…..Si tulang bengkok Yang KAU gubah dengan kekuatan perasaan Mengatasi panjangnya akal fikiran, sebagai fitrah dan anugerah Hasil doa seorang lelaki..
Namun Ya Allah Biarlah kejadianku memberi guna, bengkok yang ada manfaatnya.
Kiranya daku menjadi seorang isteri Kurniakanlah padaku kekuatan Menjadi tulang belakang seorang suami, seorang mujahidah Pengembang perjuangan disayap kiri..



Diadun dengan kelembutan Menjadi teman sejati, sahabat setia, penyejuk mata, pembina semangat dan penguat jiwa..
Seanggun peribadi Saidatina Khadijah Ketenangan baginda Rasulullah, utusan Allah..
Bebas jiwa dari belenggu keperempuanan Yang memiliki sembilan nafsu..
Merdeka dari kepentingan peribadi Setulus Siti fatimah yang seringkali ditinggalkan suami, Saidina Ali Dihantar pemergiannya tanpa bertanya “Bila kan pulang?”Disambut kepulangannya dengan penuh khidmat dan kemanisan Bersulamkan kemesraan..
Rumahtangga adalah syurga Wadah suburnya CINTA ketuhanan, Ubudiyyah Akal yang tunggal tidak dibiarkan Hanya berlega dicelahan periuk belanga Di sebalik lipatan lampin anak..
Menjangkau kebangkitan Islam di alam sejagat.
Menjadi pentadbir di sebalik tabir!!!Namun Ya Tuhan Siapalah daku untuk memiliki Watak wanita solehah pendamping nabi Dek berkaratnya mazmumah yang bersarang dihati..
Maka kurniakanlah daku Sekeping hati yang sentiasa insaf..
Hak seorang suami Tidak kan mungkin kupenuhi Biar telah ku jilat nanahnya yang berlelehan..
Biar telah ku tadahkan wajahku Buat mengusap debu di telapak kakinya……
Dan sememangnya daku mengimpikan Watak seorang ibu Yang bakal melahirkan Putera-putera secekal Musa’ab bin Umair Menggadai dunia demi kasih Tuhannya..
Segigih Zubair Ibnu Awwaam Yang diangkat Rasul sebagai ‘hawarij’nya Hasil didikan seorang wanita bergelar ibu..
JuaMemiliki puteri setabah dan seteguh Masyitah Rela direbus demi mempertahankan iman Atau sesuci Maryam – seluruh hidupnya Mengabdikan diri kepada Tuhan..
Meskipun daku bukan ibunya yang memiliki peribadi semurni Siti Fatimah Ibu Syeikh Abdul Kadir Jailani Yang tiap titis darah mampu berzikir ke hadrat Ilahi..
NamunMudah-mudahan zuriatku Bakal menampilkan Mujahid-mujahid yang rindu memburu syahid..
Srikandi-srikandi yang mampu memakmurkan muka bumi AllahDengan ketaqwaan, kesolehah, ramainya ummat RasulullahYang saling redha berkorban dan dikorbankan Buat menyemarakkan Islam di akhir zaman..
Sebagaimana kisah seorang ibu yang telah kematian Putera-puteranya di medan jihad :“Mereka telah berbahagia sebagaimana aku bahagia.Aduhai, kiranya aku punya seorang anak lagi,Kurelakan dia turut gugur di jalan Ilahi!”Dan seandainya daku ditaqdirkan kehilangan mereka Setenang Ummu Faisal Yang tidak menjadikan kematian suami dan anak-anaknya Halangan Kecintaan padaMu Ya Ilahi..
Redhailah daku yang dhaif ini sebagai hambaMu..
Inilah pengaduan harap dan munajat Kiranya KekasihMu sendiri pernah menyatakan“ Kulihat kebanyakan dari isi neraka itu adalah wanita……..”


@-Copyright Control-Firdaus_Syahid
Read More...

FIQIH SUNNAH

Kes liwat Saiful-Anwar terus celaru

Sabtu, 16 Ogos 2008 12:23
Kata dikota, janji dilaksana. Begitulah apa yang dilakukan oleh Mohd. Saiful Bukhari Azlan, bekas pembantu peribadi DS Anwar Ibrahim, Jumaat 15 Ogos 2008 sekitar jam 6.25 petang di dewan solat Masjid Wilayah Persekutuan, Jalan Duta, Kuala Lumpur. Beliau yang hadir bersama bapanya, Azlan Mohd. Lazim dan disaksikan oleh imam masjid, Ramlang Porigi menyelesaikan upacara sumpah (pengakuan) dirinya diliwat oleh DS Anwar Ibrahim dengan menyebut. Berikut adalah lafaz sumpah Saiful,


“Bismillahir rahmanir rahim. Pada hari ini, 15 Ogos 2008, saya Mohd. Saiful Bukhari Azlan, nombor kad pengenalan 850706-01-5687, sesungguhnya dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang berikrar dan bersumpah seperti berikut:“A'uzubillahi minas syaitanir rajim. Bismillahir rahmanir rahim. Wallahi, Wabillahi, Watallahi. Saya bersumpah bahawa saya telah diliwat oleh Datuk Seri Anwar Ibrahim pada 26 Jun 2008 iaitu pada tarikh tersebut Datuk Seri Anwar Ibrahim telah memasukkan zakarnya ke dalam lubang dubur saya.“Jika saya berdusta atas pengakuan ini, maka saya berdusta terhadap Allah SWT dan saya sanggup menerima azab, dilaknat dan kutukan daripada Allah SWT sehingga kiamat. Wallahualam.”

Sesungguhnya kes liwat Saiful dan Anwar ini ‘ganjil’ sejak mula lagi. Dengan sumpah yang baru dilakukan Saiful ini, bertambahlah kecelaruan pihak-pihak berwajib di dalam menyelesaikan masalah ini.

Di dalam Islam, kes liwat adalah termasuk di dalam kategori hudud. Di dalam kes hudud, Islam menggariskan cara-cara penyelesaian yang tertentu, bukan secara hentam keromo mengikut pendapat masing-masing. Kita mesti faham bahawa kes hudud adalah kes yang wajib dibicarakan di mahkamah, bukannya diputuskan di masjid. Persoalan sumpah laknat (mubahalah) langsung tidak timbul di sini. Ringkasnya, di dalam kes ini, Saiful menuduh Anwar meliwatnya, maka wajib bagi si Saiful membuktikannya di mahkamah dengan mendatangkan saksi. Beliau juga boleh bersumpah bahawa beliau diliwat sebagai salah satu bentuk kesaksian, tetapi bukan bersumpah mubahalah. Baik saksi mahupun sumpah, ia wajib dilakukan di mahkamah di hadapan qadhi, bukannya di masjid di hadapan imam solat dan beberapa orang pengawal.

Amat pelik hukum Islam yang dijalankan di Malaysia, kes hudud boleh diselesaikan dengan begitu sahaja di hadapan imam sebuah masjid. Beginikah caranya Rasulullah SAW menyelesaikan masalah liwat? Dan apa pula peranan mahkamah syariah yang wujud di sekeliling kita ketika ini? Si Saiful bersumpah di masjid manakala Anwar Ibrahim pula di dakwa di mahkamah sivil. Masya Allah!.

Apakah yang akan dilakukan oleh kerajaan terhadap Saiful selepas ini, walhal Saiful adalah orang yang membuat dakwaan dan sewajibnya dia membuktikan dakwaannya. Apakah cukup bagi kerajaan dan bagi Saiful sendiri hanya sekadar berdiam diri, menanti 'reaksi' Allah terhadap Saiful, apakah terdapat laknat Allah atau tidak?

Kita perlu faham bahawa sumpah Mohd Saiful mengandungi dua unsur;

1. Pengakuan yang dia diliwat,
2. Tuduhan bahawa Anwar meliwatnya.

Bagi ‘pengakuan’ yang telah dilakukan (diliwat), maka hal ini wajib ditanya oleh qadhi, sama ada liwat tersebut berbentuk paksaan atau sukarela? Jika dipaksa, perlu diperhalusi lagi, apakah paksaan itu ‘bersangatan’ (ikrahul mulji’) yang boleh membawa kematian atau kecederaan berat, atau sekadar paksaan yang tidak memudaratkan? Qadhi perlu memeriksa perkara ini agar perlakuan liwat tadi boleh ditentukan statusnya, sama ada termasuk ke dalam perkara penganiayaan (jika ikrahul mulji’) atau kemaksiatan (jika dilakukan secara sukarela, atau paksaan yang tidak memudharatkan).

Jika ia termasuk ke dalam penganiayaan dan dapat dibuktikan, maka Anwar Ibrahim wajib dipanggil untuk membela diri. Namun sebaliknya, jika perlakuan liwat itu berupa kemaksiatan, dengan sukarela atau tanpa paksaan yang bersangatan, maka Mohd Saiful wajib dijatuhi hukuman bunuh, sebagaimana tuntutan sabda Rasulullah SAW,

“Barangsiapa yang kalian dapati sedang melakukan perbuatan kaum Luth (yakni liwat), maka bunuhlah keduanya” [HR Imam lima kecuali An-Nasa'ie]

Manakala bagi hal ‘tuduhan’ pula, Mohd Saiful mesti membawa 2 saksi sebagai bayyinat (pembuktian) yang sah di sisi syarak untuk membuktikan dia diliwat. Dalam hal ini, dia mesti mendatangkan dua orang saksi, atau dia boleh bersumpah (bukan mubahalah) sebagai salah satu kesaksian, dan dia mesti datangkan seorang lagi saksi (lihat Syeikh Ahmad Daur dalam kitabnya Ahkamul Bayyinat fil Islam). Jika dia gagal, maka layaknya Mohd Saiful dikenakan pula hukuman kerana menuduh orang tanpa bayyinat dan selepas itu (selepas dia dihukum) kes ditutup. Jika dia berjaya buktikan kesnya, maka Anwar Ibrahim mesti dipanggil untuk menyatakan pembelaannya. Wajib bagi qadhi mendengar hujah dan pembuktian dari kedua-dua pihak, sebelum memutuskan hukuman.

Demikianlah secebis dari sistem keadilan Islam dalam menyelesaikan permasalahan manusia, khususnya di dalam kes liwat. Amat menyedihkan apabila hukum Islam ini telah diganti dengan hukum sekular, yang mana kesudahannya kes liwat di selesaikan bukan dengan cara yang Islami. Amat menyedihkan juga, apabila golongan agamawan cuba menyelesaikan masalah ini dengan Islam, tetapi telah mengambil jalan yang jauh terkeliru dari yang ditetapkan oleh Rasulullah SAW. Semoga dengan berdirinya Daulah Khilafah sedikit masa lagi, segala hukum uqubat dan bayyinat Islam akan di terapkan oleh Khalifah dengan seadilnya ke atas manusia. Insya Allah.
@-Copyright Control-
Read More...

Jumaat, Ogos 15, 2008

ISTIMEWA BUAT MUSLIMAH (4)


Muslimah Dan Aurat


“Banyak kesalah fahaman terhadap Islam di tengah masyarakat sekarang.Misalnya dalam masalah jilbab. Ramai yang menyangka bahwa yang dimaksud dengan jilbab adalah tudung. Padahal itu adalah kesalah fahaman yang jelas. Jilbab bukanlah dimaksudkan dengan tudung. Sedangkan tudung didalam Al Qur`an surah An Nuur :ayat 31 disebut dengan istilah khimar (jamaknya : khumur), bukan jilbab. Adapun jilbab yang terdapat dalam surah Al Ahzab : 59, sebenarnya adalah baju longgar yang menutupi seluruh tubuh perempuan dari atas sampai kebawah.


Kesalah fahaman lain yang sering ditemui adalah anggapan bahawa busana muslimah itu yang pentingnya adalah menutup aurat sahaja,sedang jenis baju apakah yang dipakainya tidak diambil kira.pemaikaian seluar jeans.potongan baju yang ketat dianggap bukan masalah.Dan model yang menggayakan potongan baju yang ketat atau berseluar panjang jeans dikatakan sudah berpakaian sopan,yang penting ‘kan sudah menutup aurat. Kalau sudah menutup aurat, dianggap sudah berbusana muslimah secara sempurna. Padahal tidak begitu. Islam telah menetapkan syarat-syarat bagi busana muslimah dalam kehidupan umum, seperti yang ditunjukkan oleh nash-nash Al Qur`an dan As Sunnah. Menutup aurat itu hanya salah satu syarat, bukan satu-satunya syarat busana dalam kehidupan umum. Syarat lain misalnya busana muslimah tidak boleh menggunakan bahan tekstil yang transparan(jarang) atau yang menampakkan bentuk tubuh si pemakai..Dengan demikian, walaupun menutup aurat namun menampakkan bentuk tubuh atau berpakaian ketat ataupun menggunakan bahan tekstil yang jarang sehingga menampakkan tubuh tetap belum dianggap busana muslimah yang sempurna.






Oleh Karena itu, kesalah fahaman semacam ini perlulah dibetulkan,agar kita dapat kembali kepada ajaran Islam secara murni serta bebas dari pengaruh lingkungan, pergaulan, atau adat-istiadat rosak di tengah masyarakat sekuler sekarang. Memang, jika kita konsisten dengan Islam, terkadang terasa amat berat. Dan menyusahkan. Misalnya dengan memakai jilbab (dalam ertikata yang sesungguhnya). Di tengah maraknya berbagai fesyen busana wanita yang diiklankan mengikut trend dan up to date, jilbab secara kontras jelas akan kelihatan lapuk atau ortodoks, kaku, dan kurang trend(dan tentu, tidak seksi). Padahal, busana jilbab itulah pakaian yang benar bagi muslimah.

Di sinilah kaum muslimah diuji. Diuji imannya, diuji taqwanya. Di sini dia harus memilih, apakah dia akan tetap teguh mentaati ketentuan Allah dan Rasul-Nya, seraya menanggung perasaan berat hati itu namun berada dalam keredhoan Allah, atau rela terheret oleh pujukan hawa nafsu atau rayuan syaitan terlaknat untuk mengenakan fesyen-fesyen liar yang dipropagandakan kaum kafir dengan tujuan agar kaum muslimah terjerumus ke dalam lembah dosa dan kesesatan..


@-Copyright Control-

Read More...

NUR AMANA..MUSNAH KERANA CINTA

Nur Amana..Musnah Kerana Cinta:Siri Terakhir



Pada hari perbicaraan, Nur Amana hadir bersama seorang lelaki muda berdarah India. Nur Amana tidak bertudung litup lagi. Rambutnya dibiarkan mengurai ke bahu. Rambut yang sebelum ini tidak pernah dilihat oleh mata lelaki ajnabi. Dan, terasa gugur jantungku bila terlihat sebentuk salib dibuat dari emas tulin bercahaya ditimpa cahaya lampu megah tersemat di dadanya.Nur Amana tunduk. Langsung tidak memandang kepada sesiapa. Wajahnya tenang.Perbicaraan dijalankan. Detik demi detik berlalu. Keputusan diumumkan.Suamiku gagal! Undang-undang negara memberi kebebasan beragama kepada rakyatnya. Dan kami tidak berhak menghalang kerana Nur Amana telah berumur lebih daripada 18tahun. Lelaki muda di sebelah Nur Amana ku lihat tersenyum lega. Hatiku hancur. Di mataku terbayang hukum Allah. Orang murtad akan dikenakan hudud! Dipancung setelah enggan setelah disuruh bertaubat.


Nur Amana bukan tidak tahu itu. Bukan Nur Amana tidak tahu. Tapi, mengapa dia terus berdegil, tidak insaf dengan dosa itu?. Aku rebah dalam pelukan suamiku.Tubuhku merasa tidak bermaya. Dia tunduk. Wajahnya merah padam menahan kemarahan. Jemariku digenggam erat. Air matanya mengalir perlahan membasahi pipi. Menitis jatuh ke pipiku. Itulah kali pertama kulihat air matanya gugur.Aku tahu hatinya. Dan cuma aku yang tahu hatinya."Demi Allah! Aku bersumpah negara ini tidak akan aman kerana memegang undang-undang kafir!". Tiba-tiba suaranya lantang menjerit, meggegarkan suasana mahkamah yang telah sediakala hingar apabila mendengar keputusan mahkamah tadi. Mahkamah sunyi seketika.Semua mata tertumpu padanya. Tiba-tiba jeritan itu disambut dengan laungan "Allahu Akbar" dari orang yang tidak puas hati dengan keputusan mahkamah.Aku cuba meredakan kemarahannya. Namun air matanya semakin lebat. "Mahkamah ini tidak adil! Sekular! Undang-undang penjajah!'. Keadaan semakin gawat apabila polis menangkap suamiku. Suamiku meronta-ronta, tapi pegangan kejap beberapa orang anggota polis melemahkan kudratnya. Dan akhirnya dia mengalah, membiarkan tangannya digari.Ketika melintasi Nur Amana yang terus tenang berdiri di sebelah lelaki muda yang tidak kukenali itu, suamiku menoleh. "Kalau jalan ini yang kau pilih,teruskanlah..... tapi ingat, kehidupanmu pasti tidak akan selamat!," Nur Amana tidak menjawab. Tunduk. Kaku bagai patung. Pun kulihat sekilas senyuman di bibir lelaki muda di sebelahnya. Hatiku tercalar. Keranamu Nur Amana, seorang ayah akan hilang seluruh kebahagiaan hidupnya. Dan hari ini,suamiku merengkuk dalam penjara.Dituduh menderhaka kepada mahkamah! Dan ditakuti akan mencetuskan huru-hara kerana menerbitkan sentimen perkauman juga keagamaan. Aku terjaga ketika jam dinding di ruang tamu berdenting tiga kali. Aku belum solat Isyak.Astagfirullah. Dari tadi aku tertidur dan menyambung mimpi ngeri semalam. Aku segera membaharui wuduk.Solat Isyak kudirikan.Kemudian kususuli dengan solat Taubat dan Hajat. Air mataku gugur lagi pada dinihari yang sepi. Doaku tidak putus. Hatiku retak. Namun jauh disudut hati. Aku terus berharap....., pulanglah anakku,Nur Amana!Aduhai, kisah Natrah berulang kembali..... Agama dipermainkan oleh undang-undang sekular. Lihatlah betapa rapuhnya undang-undang sehingga tidak dapat mempertahankan agama ISLAM yang dikatakan agama RASMI.Sampai bila perkara ini akan berakhir..... Betapa hibanya hati seorang ibu bila anaknya murtad dan kita tahu hukumnya dan kita tahu masih banyak lagi kes yang sama seperti Nur Amana. Apakah tindakan kita yang mengaku dirinya ISLAM? Apakah tidak tercabar oleh permainan pihak kuffar ini???? Permainan ini semakin bermaharajalela ditanah air kita..... Sedarlah!!!Kita akan tertindas selagi HUKUM ALLAH TIDAK DITEGAKKAN DI BUMI.......MALAYSIA khasnya....

@-Copyright Control-
Read More...

Rabu, Ogos 13, 2008

ISTIMEWA BUAT MUSLIMAH (3)



Buat Muslimah..Begitu Senang Untuk kalian memasuki syurga Allah andai kalian taat kepadanya dan memberikan ketaatan kalian kepada suami kalian..Akan tetapi betapa ramai dikalangan kalian tidak mampu melaksanakannya...semoga setiap muslimah yang membaca bingkisan ini punya kekuatan untuk melaksanakan ketaatan ini..sesungguhnya nikmat syurga Allah menanti kalian yang taat wahai serikandi..



10 Sebab wanita disiksa di akhirat

Berkata Ali r.a.: "Aku dan Fatimah telah pergi ke rumah Rasulullah S.A.W,Apabila kami masuk ke rumah baginda maka kami melihat Rasulullah s.a.w sedang menangis, maka aku bertanya kepada Rasulullah: 'Ya Rasulullah, mengapa Rasulullah menangis?"Rasulullah bersabda: "Aku melihat 10 jenis siksaan bagi wanita antaranya:

1. Orang perempuan yang digantung dengan rambutnya dan otak di kepalanya mendidih
2. Orang perempuan yang digantung dengan lidahnya dan tangannya dikeluarkan dari punggungnya dan minyak dituangkan ke dalam kerongkongnya.
3. Orang perempuan yang digantung dengan buah dadanya dari arah punggungnya dan air kayu zakum dituangkan ke dalam kerongkongnya.
4. Orang perempuan yang digantung dan diikat dua kakinya beserta dua tangannya sampai ubun-ubunnya dan di belit dengan beberapa ular dan kala jengking
5. Orang perempuan yang makan badannya sendiri dan di bawahnya terdapat api yang menyala-nyala.
6. Orang perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting daripada neraka.
7. Orang perempuan yang berwajah hitam dan dia makan usus-ususnya sendiri.
8. Orang perempuan yang tuli, buta, dan bisu di dalam peti daripada neraka sedang darahnya mengalir dari lubang bahagian badannya seperti hidungnya, telinga, dan mulut. Badannya pula berbau busuk sebab penyakit kulit dan penyakit lepra.
9. Orang perempuan yang kepalanya seperti kepala babi dan badannya pula seperti keldai, mereka mendapat seksaan sejuta macam seksaan.
10. Orang perempuan yang berbentuk anjing dan beberapa ekor ular dan kala jengking masuk ke dalam mulutnya dan keluar melalui duburnya dan para malaikat memukuli kepalanya dengan palu mereka dari neraka.

Sebaik saja Fatimah r.a mendengar kata-kata ayahnya itu maka Fatimah pun berkata "Wahai ayahku, ceritakanlah padaku apakah amal-amal yang telah dilakukan oleh wanita-wanita tersebut. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda "wahai anakku Fatimah, adapun :
1· Orang perempuan yang digantung dengan rambutnya, kerana dia tidak mahu menutupi (melindungi) rambutnya daripada dilihat oleh lelaki lain. Iaitu tidak mahu menutup auratnya.
2· Orang perempuan yang digantung dengan lidahnya adalah kerana dia suka menyakiti hati suaminya dengan kata-katanya. Rasulullah s.a.w. telah bersabda "seseorang wanita yang menyakiti suaminya dangan kata-katanya maka Allah SWT akan melebarkan lidahnya di hari kiamat nanti selebar 70 zira dan akan mengikat di belakang lehernya. Seseorang perempuan yang menyeksa suaminya dengan kata-katanya maka Allah SWT melaknatinya maka para malaikat juga melaknatinya."Dari Uthman r.a. berkata "seseorang perempuan yang mengatakan kepada suaminya dengan berkata "Aku belum pernah melihat kebaikanmu" maka Allah SWT akan menghapuskan amal kebaikannya selama 70 tahun, walaupun dia berpuasa pada siang hari dan mengerjakan solat pada malam hari.
3· Orang perempuan yang digantung dengan buah dadanya, adalah kerana dia menyusui anak orang lain tanpa mendapat izin suaminya.
4· Orang perempuan yang diikat dengan kakinya adalah kerana dia keluar rumah tanpa izin suaminya terlebih dahulu dan tidak mandi hadas besar. Yakni mereka yang tidak mandi bagi membersihkan diri setelah kedatangan haid dan nifas.
5· Orang perempuan makan badannya sendiri adalah kerana berhias untuk dilihat oleh lelaki lain dan mereka yang suka membicarakan aib orang lain.
6· Orang perempuan yang memotong-motong badannya sendiri dengan gunting dari neraka adalah kerana dia memasyhurkan dirinya dikalangan orang ramai, dengan bermaksud supaya orang melihat akan perhiasannya. Dan setiap orang yang melihatnya akan tertarik kepadanya sebab perhiasan yang dia pakai.
7· Orang perempuan yang diikat kedua-dua kaki dan tangannya sehingga sampai kepada ubun-ubunnya dan dibelit dengan beberapa ular dan kala jengking adalah kerana dia itu boleh bersolat, puasa tetapi tidak mahu mengambil wuduk dan ia tidak mahu mengerjakan solat dan tidak mahu juga mandi junub.
8· Orang perempuan kepalanya seperti kepala babi, dan badannya seperti keldai, adalah kerana dia suka mengadu domba dan sangat suka sangat berdusta.
9. Orang perempuan yang berbentuk seperti anjng adalah kerana dia itu ahli fitnah dan suka marah kepada suaminya.Abdullah bin Umar berkata bahawa Rasulullah s.a.w. telah bersabda bahawa:"Kalaulah semua yang ada di bumi ini berupa emas dan perak, kemudian dibawa oleh seorang perempuan ke rumah suaminya, maka satu hari dengan bangganya dia berkata: 'Awak ini siapa, semua harta yang ada di sini adalah milik aku, engkau tidak mempunyai harta apa-apa pun' .Maka sesungguhnya Allah SWT akan menghapuskan semua amal baiknya walaupun amal itu banyak".Ibnu Abbas r.a berkata bahawa Rasulullah s.a.w. telah bersabda: "Seseorang perempuan yang keluar dari rumahnya tanpa izin suaminya,sesungguhnya dia dikutuk oleh segala yang disinari matahari dan bulan sehingga dia kembali ke rumah suaminya."Ibnu Abbas r.a berkata bahawa Rasulullah s.a.w. telah bersabda:"Apabila seseorang perempuan itu keluar dari rumahnya dengan memperhiaskandirinya dan memakai wangi-wangian yang harum dan si suami pula membenarkannya, maka sesungguhnya Allah SWT akan membangunkan kepadanya setiap langkah isterinya itu satu rumah dalam neraka" Thalhah bin Abdullah berkata bahawa dia mendengar Rasulullah bersabda:"Apabila seseorang perempuan itu sentiasa bermasam muka terhadap suaminya dan menyebabkan suaminya itu susah hati maka sesungguhnya Allah memurkainya sehingga dia tidak lagi boleh tertawa dihadapan suaminya atau pun menggembirakan suaminya itu".Wallahualam..



@-Copyright Control-
Read More...

NUR AMANA..MUSNAH KERANA CINTA

Nur Amana..Musnah Kerana Cinta: Siri Kedua(2)


Cuma beberapa bulan kemudian, sikap Nur Amana mula berubah. Dia menjadi pemurung, jarang bercakap dan sering mengurung diri dalam kamarnya. Keluarnya bila ke tempat kerja atau bila kuajak makan bersama. Itupun kadang-kadang dia menolak. Beberapa kali aku cuba mencungkil isi hatinya. Kenapa tiba-tiba dia berubah laku. Pun aku tidak berjaya. Nur Amana cukup bijak mengelak dan menyembunyikan.Sehinggalah suatu hari aku dihubungi oleh seseorang, katanya Nur Amana telah menghantar permohonan ke mahkamah untuk menukar agama kepada Kristian. Bergegar jantungku. Suamiku terdiam lama. Ketika itu Nur Amana tiada di rumah. Katanya out-station di Singapura selama seminggu. Aku dan suami mengambil langkah berdiam diri dahulu. Cerita sebenar perlu diperolehi oleh Nur Amana sendiri.

Bagaimana mungkin orang itu boleh membawa khabar itu, kalau tidak ada apa-apa? Apa sebenarnya yang dilakukan oleh Nur Amana sehingga timbul fitnah yang sebegitu besar? Persoalan demi persoalan menujam diri menjadikan aku gelisah menanti kepulangannya. Kepulangan Nur Amana kusambut dengan air mata yang entah untuk apa. Yang pasti hatiku cukup bimbang.Cenderamata dari Singapura dihadiahkan. Sehelai kain sutera berwarna ungu yang cantik. Pun bagiku ia tidak bernilai apa-apa. Suamiku menggesanya cepat membersihkan diri supaya dapat solat Maghrib berjemaah bersama. Tapi,Nur Amana, memberi alasan letih dan meminta aku dan suami solat dahulu.Bila azan Isyak berkumandang, sekali lagi suamiku mengetuk pintu kamarnya mengajak Nur Amana solat bersama. Dan sekali lagi juga Nur Amana menolak dengan alasan dia sedang menyiapkan kertas kerja penting. Satu alasan yang tidak pernah dilakukan olehnya. Nur Amana yang kudidik tidak pernah melengahkan waktu solat. Tidak pernah mengutamakan kerja lain dari solat.Tapi mengapa hari ini begitu? Mataku dan suami bertentangan. Pun kami cuma membisu. Bersabar dan menunaikan solat Isyak terlebih dahulu.Selepas solat kulihat Nur Amana ke dapur, mengisi perut yang berkeroncong.Tadi, kupanggil dia makan bersama tapi beralasan letih. Kecewanya hatiku dan suami. Selepas makan, Nur Amana menolak pintu bilik lagi tapi cepat suamiku memanggil. Nur Amana duduk dihadapanku. Dia kelihatan bersahaja. Gadis yang baru mencecah 24 tahun itu kulihat semakin manis.Wajahnya lembut. Matanya redup. Bibir merah jambunya yang cantik sering mengukir senyuman. Soalan pertama diajukan oleh suamiku. Nur Amana tersentak.Dia menafikan sekeras-kerasnya.Katanya itu cuma fitnah orang yang benci melihat kejayaannya. Hatiku lega. Nur Amana, anakku masih memelihara agamanya.Sebulan kemudian, aku dihubungi lagi. Permohonan Nur Amana untuk menukar agama telah diluluskan. Sekarang Nur Amana berada di Kota Kinabalu,menghadiri persidangan penganut agama Kristian sedunia. Darahku berderau.Sikap Nur Amana yang mencurigakan akhir-akhir ini turut menipiskan kepercayaan aku dan suami padanya. Aku tidak mampu bertahan lagi.Suamiku juga begitu. Ketiadaan Nur Amana (out-station ke Singapura lagi) memberi peluang kepada kami untuk memecah biliknya. Kamar sederhana besar itu tersusun kemas. Sekuntum mawar yang entah siapa pemberinya telah kering di atas meja. Dari kad kecil yang terlekat cuma tertulis tahniah dan tersusun buku-buku tebal di atas rak. Aku menghampirinya. Dan jantungku berdegup kencang bila hampir semua buku-buku tebal itu adalah berkenaan agama Kristian, termasuklah sebuah Bible dan terjemahannya. Aku menggeletar.Terasa lemah seluruh anggotaku. Suamiku segera menghubungi mahkamah meminta kepastian. Dan jawapan yang diberikan begitu menyakitkan. Airmataku turun tanpa henti. Apa salah didikanku, lalu dia jadi begitu? Subhanallah!Nur Amana pulang. Terkejut bukan main Nur Amana bila mendapati pintu biliknya telah dipecahkan. Suamiku menghujaninya dengan pertanyaan demi pertanyaan. Nur Amana membisu membiarkan kemelut terus panjangan. Namun akhirnya, penjelasan dilafazkan jua. "Saya mencintai Adam..... pemuda Kristian, saya benar-benar cinta padanya dan terperangkap dalam agama itu...," dan sepantas kilat sebuah tamparan hinggap ke pipinya.Kemarahan suamiku sampai ke puncak. Kesabaran terus terhapus. Nur Amana menangis. Aku terkaku.Sesungguhnya hakikat ini terlalu pahit.Paginya Nur Amana hilang dari rumah. Kamarnya kosong. Nur Amana membawa bersama segala pakaian dan buku-buku. Nur Amana bagai mengatakan bahawa "Cuma setakat ini saja hubungan kita". Nur Amana seolah-olah memutuskan bahawa aku bukan ibunya lagi, suamiku bukan bapanya lagi. Air mataku mengalir dan terus mengalir. Hiba hati seorang ibu. Suamiku bertindak pantas melaporkan kepada polis. Nur Amana lari dari rumah! Pun polis tidak menemuinya. Suamiku membuat permohonan membantah pertukaran agama yang dibuat oleh Nur Amana. Tiada pilihan lain, akhbar terpaksa digunakan meminta Nur Amana hadir ke mahkamah. Lalu, cerita Nur Amana menjadi hangat. Latar belakangnya dicungkil. Kemudian peribadi Nur Amana dikritik. Pendidikan ibu bapa dan sekolah dijadikan alasan. Dan akhirnya, ramai yang menyimpulkan,Nur Amana gadis terpuji tersungkur ke perangkap Kristian kerana cinta!Alangkah dangkalnya iman Nur Amana.
Besambung..
@-Copyright Control-
Read More...

Selasa, Ogos 12, 2008

NUR AMANA..MUSNAH KERANA CINTA

Nur Amana..Musnah Kerana Cinta: Siri Pertama (1)


Astagfirullah!........ Aku beristigfar berkali-kali. Sesungguhnya aku tidak sendiri.. Allah bersamaku. Allah mendengar keluhanku. Allah tahu resah dan gelodak yang melanda jiwaku. Allah tahu semua itu. Aku sujud panjang,memohon istighfar. Air mataku mengalir. Aku terlena di atas sejadah. Tubuhku benar-benar letih. Sudah hampir sebulan aku berada dalam keadaan tidak menentu. Makan minumku sekadarnya. Tidurku dihantui mimpi-mimpi ngeri. Hari-hariku penuh kesedihan dan kekecewaan. Emosiku terganggu..... Fikiranku mengimbau peristiwa lama itu.....Suamiku yang menunggu di luar tidak sabar menanti jawapan. "Macam mana?"tanyanya. "Abang nak atau tidak?".

"Mestilah nak!". "Kalau abang nak.....adalah!". Dia mengucup dahiku.

Pelukannya erat. Aku gembira. Dia gembira.Tuhan, syukurlah atas nikmat ini. Aku tahu dia amat sayang padaku. Seperti sayangku padanya. Dan seperti kasih kami kepada janin dalam rahimku.Dia menjagaku sebaiknya. Makan minumku, sakit peningku.Dan segala-galanya."Doalah, semoga anak kita jadi anak yang baik,". Hari-hari itu yang diingatkan padaku. Aku pun ingin memiliki anak yang soleh, yang luhur pekertinya dan teguh memegang syariat Allah s.w.t pada akhir zaman. Lalu hari-hari kubisikan kepadanya kata-kata yang baik. Biarpun dia masih didalam rahim. Aku pasti ada pertalian yang menghubungkan aku dengannya. Aku nyatakan harapanku dan saban hari bibirku tidak kering melagukan ayat suci Al-Quran. Surah Yasin, Al-Luqman, At-Taubah, Yusuf dan Maryam telah sebati dalam pengalamanku. Sebelum melelapkan mata, suamiku akan mengajarnya membaca Al-Fatihah. Dan alangkah gembiranya hati bakal ibu apabila janinnya bergerak-gerak, memberi tindak balas pada kalimah tayyibah yang diajarkan. Akhirnya dia kulahirkan setelah melalui kesakitan antara hidup dan mati. Terubat hatiku melihat senyumannya.Dia banyak menyalin rautku. Berkulit cerah dan berwajah bujur sirih. Paling seronok melihat lekuk di kedua belah pipinya bila dia tersenyum. Nur Amana,nama pilihan suamiku. Menggabungkan maksud cahaya Ilahi yang menaungi setiap sudut hidupnya. Penuh barakah dan rahmat. Biar dia menjadi wanita terpuji. Memiliki iman setinggi iman Siti Fatimah az-Zahra, puteri Rasullulah s.a.w. yang terunggul.Dan membesarlah dia dalam limpahan kasih sayang aku dan suami. Takdir Allah s.w.t. menyuratkan kami tidak memperoleh anak lagi selepas kelahirannya.Pelbagai usaha kulakukan, namun barangkali puteri seorang itu sajalah amanah yang perlu disempurnakan sebaiknya. Aku akur. Suamiku tidak banyak bicara. Ketentuan Allah adalah sesuatu yang mesti diterima dengan reda. Nur Amana anak yang bijak. Tidak sekadar memiliki kecantikan lahiriah, akhlaknya terpuji. Tutur katanya mendamaikan jiwa. Bila dipandang menyejukkan hati. Tidak pernah sekalipun mengangkat suara pada orang tua.Malah kata maaf sering diucapkan bila terasa lakunya menyentuh hati orang lain.Saat paling menyedihkan bila sepucuk surat bersampul coklat tiba pada suatu tengahari. Detik perpisahan bertemu jua. Nur Amana yang cemerlang dalam pelajaran ditawarkan melanjutkan pelajaran ke Amerika Syarikat. Pun begitu demi masa depannya kami merelakannya. Seperti suamiku, aku yakin dengan ilmu Islam yang diterapkan dalam jiwanya dia mampu menangkis segala unsur jahat.Aku pasti Nur Amana akan terus teguh. Menjadi ikan yang tetap tawar biarpun hidup di lautan masin. Lalu hari-hariku diulit rindu yang dalam.Terkenang telatah manjanya, senyumannya, rajuknya, dan bila menjamah hidangan tengahari tersentuh hatiku, teringat dia yang jauh dirantau orang. Namun, rindu terubat juga bila sekali sekala suratnya menitip berita, menyatakan rindu dan kasih tidak terhingga.Lima tahun di negeri orang, Nur Amana kembali dengan kejayaan membanggakan.Air mataku menitis. Jauh di sudut hati, aku berbisik semoga anak inilah yang mendoakan kesejahteraan ibu dan bapanya bila hayat berakhir nanti.Dan di luar dugaanku, pulangnya Nur Amana membawa satu perubahan yang ketara. Dia berjilbab kini. Seluruh tubuh termasuk wajah ditutup dengan kerundung gelap. Pun aku bersyukur kerana perubahan itu menjurus kepada kebaikan.Seperti suamiku, aku tidak membantah. "Di sana terlalu banyak fitnah,Ma...," beritahunya suatu hari bila kutanya apa yang mendorongnya memakai purdah. Aku pun menyedari, kemungkaran yang memenuhi negara kafir tempat Nur Amana menuntut ilmu itu. Alhamdulillah, kerana Nur Amana mengambil langkah bijak. Cuma saudara mara banyak membantah. Katanya, dengan keadaan yang seperti itu, Nur Amana sukar mendapat pekerjaan nanti. Rugilah kelulusan tinggi yang diperolehi. Tapi Nur Amana cuma tersenyum mendengar pertentangan-pertentangan itu. "Jangan bimbang Ma, pasti ada rezeki untuk hamba Allah yang memegang syariat-Nya," Nur Amana memujukku. Dan hatiku berbunga lega. Benar seperti kata-katanya, tidak sampai sebulan pulang dari Amerika, Nur Amana mendapat kerja di sebuah syarikat di Kuala Lumpur. Aku tidak begitu tahu tentang tugasnya, tapi menurut Nur Amana sebagai eksekutif. Dan kehidupan kami berlangsung seperti biasa.Hilang sudah rindu membaraku. Nur Amana berada di sisiku kini.Hari-hari berada di depan mata...
Bersambung...
@-Copyright Control-
Read More...

ISTIMEWA BUAT MUSLIMAH (2)




12 AURAT WANITA DARI FIRMAN ALLAH DAN HADIS-HADIS NABI


1.Bulu keningMenurut Bukhari, "Rasulullah melaknat perempuan yang mencukur atau menipiskan bulu kening atau meminta supaya dicukurkan bulu kening." Riwayat Abu Daud Fi Fathil Bari.


2. Kaki (tumit kaki)"Dan janganlah mereka (perempuan) membentakkan kaki (atau mengangkatnya) agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan." An-Nur: 31. Keterangan: Menampakkan kaki dan menghayunkan/melenggokkan badan mengikut hentakan kaki.

3. Wangian"Siapa sahaja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka itu mencium baunya, maka wanita itu telah dianggap melakukan zina dan tiap-tiap mata ada zina." Riwayat Nasaii, Ibn Khuzaimah dan Hibban.

4. Dada"Hendaklah mereka (perempuan) melabuhkan kain tudung hingga menutupi dada-dada mereka. "An-Nur : 31

5. Gigi"Rasulullah melaknat perempuan yang mengikir gigi atau meminta supaya dikikirkan giginya.” Riwayat At-Thabrani, "Dilaknat perempuan yang menjarangkan giginya supaya menjadi cantik, yang merubah ciptaan Allah". Riwayat Bukhari dan Muslim.

6. Muka dan Tangan.Asma Binte Abu Bakar telah menemui Rasulullah dengan memakai pakaian yang tipis. Sabda Rasulullah:”Wahai Asma! Sesungguhnya seorang gadis yang telah berhaid tidak boleh baginya menzahirkan anggota badan kecuali pergelangan tangan dan wajah saja." Riwayat Muslim dan Bukhari.

7. Tangan"Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya". Riwayat At Tabrani dan Baihaqi.

8. Mata"Dan katakanlah kepada perempuan mukmin hendaklah mereka menundukkan sebahagian dari pemandangannya." An Nur : 31. Sabda Nabi SAW, "Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya. Kamu hanya boleh pandangan yang pertama, pandangan seterusnya tidak dibenarkan." Riwayat Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi.

9. Mulut (suara)"Janganlah perempuan-perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara sehingga berkeinginan orang yang ada perasaan serong dalam hatinya, tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik." Al Ahzab: 32. Sabda SAW, "Sesungguhnya akan ada umat ku yang minum arak yang mereka namakan dengan yang lain, iaitu kepala mereka dilalaikan oleh bunyi-bunyian (muzik) dan penyanyi perempuan, maka Allah akan tenggelamkan mereka itu dalam bumi." Riwayat Ibn Majah.


10. Kehormatan"Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kehormatan mereka. " An Nur : 31.
"Apabila seorang perempuan itu sembahyang lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya dan mentaati suaminya, maka masuklah ia ke dalam syurga daripada pintu-pintu yang ia kehendakinya." Riwayat Al Bazzar. "Tiada seorang perempuan pun yang membuka pakaiannya bukan di rumah suaminya, melainkan dia telah membinasakan tabir antaranya dengan Allah." Riwayat Tirmidzi, Abu Daud dan Ibn Majah.


11. Pakaian "Barangsiapa memakai pakaian yang berlebih-lebihan, maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan di hari akhirat nanti." Riwayat Ahmad, Abu Daud, An Nasaii dan Ibn Majah. "Sesungguhnya sebilangan ahli neraka ialah perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang yang condong pada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat. Mereka tidak akan masuk syurga dan tidak akan mencium baunya." Riwayat Bukhari dan Muslim. Keterangan: Wanita yang berpakaian tipis/jarang, ketat/ membentuk dan berbelah/membuka bahagian-bahagian tertentu."Hai nabi-nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak perempuan mu dan isteri-isteri orang mukmin, hendaklah mereka memakai baju jilbab (baju labuh dan longgar) yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali. Lantaran itu mereka tidak diganggu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang." Al Ahzab : 59.

12. Rambut "Wahai anakku Fatimah! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam neraka adalah mereka itu di dunia tidak mahu menutup rambutnya daripada dilihat oleh lelaki yang bukan mahramnya." Riwayat Bukhari dan Muslim.

@-Copyright Control-
Read More...

Isnin, Ogos 11, 2008

FIQIH SUNNAH

SOLAT DIBULAN..WAJIB ATAU TIDAK

Sepintas Memahami Hukum Solat Di Bulan




Para fuqaha telah memahami bahawa tatkala Allah SWT mensyari'atkan hukum bagi seorang mukallaf, Ia juga telah menetapkan sejumlah imarah (indikasi) yang menunjukkan bila, dan dalam situasi apa hukum tersebut dikerjakan atau dilaksanakan. Indikasi-indikasi (imarah) tersebut adalah sebab-sebab syar'iyyah dilaksanakannya sebuah hukum. Topik mengenai pelaksanaan hukum ini dikategorikan dalam pembahasan ahkaam al-wadli'y(hukum wadh'ie), dimana salah satu bahagian dari ahkam al-wadh'ie adalah al-sabab (sebab).

Muhammad Abu Zahrah dalam kitab Ushul Fiqh-nya, hal. 56, menyatakan, "Sebab-sebab bukanlah termasuk bahagian dari perbuatan seorang mukallaf. Akan tetapi, ia telah ditetapkan oleh Allah SWT sebagai tanda (imarah) untuk melaksanakan sebuah hukum, misalnya keberadaan waktu dijadikan sebab (al-sabab) bagi pengerjaan sholat; atau kondisi darurat sebagai sebab dibolehkannya memakan bangkai..dan sebagainya."




Contohnya, sebab dikerjakannya solat zohor adalah tergelincirnya matahari. Dalam al-Qur'an dinyatakan:
"Dirikanlah solat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malan dan dirikanlah pula solat Subuh. Sesungguhnya solat Subuh itu disaksikan oleh para malaikat." (al-Isrâ' [17]: 78).

Dalam sebuah hadis dituturkan, bahawasanya Rasulullah saw bersabda:
"Jika matahari telah tergelincir, maka solatlah." [HR. ath-Thabarani].
Dalam riwayat lain, Rasulullah Saw bersabda:
"Sesungguhnya Rasulullah Saw mendirikan solat Maghrib tatkala matahari telah terbenam dan bersembunyi dalam tirainya." [HR. Imam Lima, kecuali an-Nasâ'i].
Dalam riwayat Muslim dinyatakan, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda:
"Waktu zohor ialah apabila telah tergelincir matahari hingga jadilah bayangan seseorang itu sama dengan panjangnya selama belum datang waktu 'Asar, dan waktu 'Asar itu selama belum kuning matahari dan waktu solat Maghrib selama belum terbenam syafaq dan waktu 'Isya' hingga separuh malam dan waktu solat Shubuh dari terbit fajar selama belum terbit matahari. Apabila telah terbit matahari, maka janganlah kamu mendirikan solat, kerana sesungguhnya matahari terbit itu diantara dua tanduk syaitan." (Bulughul Maram: 36).

Namun demikian, waktu-waktu di atas hanya terwujud pada daerah-daerah yang ada di bumi saja, dan tidak pernah terwujud di sebuah tempat yang berada di luar bumi; misalnya bulan. Padahal, syara' telah menetapkan waktu-waktu di atas sebagai sebab (al-sabab) dilaksanakan solat lima waktu. Jika sebab-sebab di atas tidak terwujud, tentunya solat tidak dapat dilaksanakan oleh seorang muslim. Bukan bererti bahawa hukum solat lima waktu telah berubah, akan tetapi sebab pelaksanaannya tidak terwujud, sehingga menghalangi seseorang untuk mengerjakannya.

Untuk itu, solat tiga waktu, yakni Maghrib, 'Isya' dan Subuh di kutub, dimana hampir setengah tahun siang, dan setengah tahunnya malam, tidak wajib dilaksanakan. Ini kerana, sebab (al-sabab) dilaksanakannya ketiga solat tersebut tidak pernah terwujud, yakni tergelincirnya matahari, terbenamnya matahari, dan terbitnya fajar tidak pernah terwujud.
Sebahagian orang berpendapat bahawa solat lima waktu tetap harus dikerjakan dimanapun dia berada, baik di kutub mahupun luar angkasa meskipun sebab-sebab pengerjaannya tidak terwujud. Mereka mengetengahkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmizi dalam Sunannya, tentang peristiwa datangnya Dajjal. Dalam hadis itu dituturkan, bahawasanya ketika Dajjal datang, satu hari seperti satu tahun. Lantas, para shahabat bertanya, "Ya Rasulullah, bukankah anda menyatakan bahawa pada saat itu, satu hari sama dengan satu tahun, lantas apakah kami harus menghentikan solat?" Rasulullah Saw menjawab, "Jangan, tapi perkirakanlah." Hadis ini absah digunakan dalil atas wajibnya mengerjakan solat di luar angkasa, dan daerah kutub, atau daerah-daerah yang "sebab-sebab" pelaksanaan sholat tidak terwujud.
Imam Fudhail bin 'Iyadh berkata, "Ini adalah ketentuan hukum khusus pada hari itu saja, yang telah disyariatkan Allah atas kita. Seandainya tidak ada hadis ini, tentunya kami akan berijtihad untuk tidak mengerjakan solat lima waktu pada hari itu." Setelah menjelaskan komentar Imam Fudhail, Imam an-Nawawi berkata, "Maksud perkataan dari Rasulullah "perkirakanlah" pada hadis riwayat at-Tirmidzi di atas adalah, 'Jika terbit fajar telah berlalu, maka perkirakanlah antara solat Shubuh dengan solat zohor di setiap harinya, lalu kerjakanlah solat zohor.' Begitu seterusnya….sampai hari itu berlalu." (Imam an-Nawawi, Syarah Shahih Muslim, juz 18/66).
Kita dapat memahami, bahawa para 'ulama telah bersepakat jika sebab-sebab syar'ie dilaksanakannya sebuah hukum tidak terwujud, maka dengan sendirinya hukum tersebut tidak dapat dilaksanakan atau didirikan. Wallahu a'lam bi al-shawab.
@-Copyright Control-

Read More...

Jumaat, Ogos 08, 2008

FIQIH SUNNAH

Caj Perkhidmatan PTPTN - Halal atau haram?


Soalan :
Baru-baru ini Majlis Fatwa Kebangsaan mengeluarkan kenyataan bahawa Caj Perkhidmatan 3.5% berasaskan jumlah pinjaman yang dikenakan kepada peminjam PTPTN adalah berlandaskan syarak, namun kami pihak pelajar masih lagi ragu-ragu kerana ada beberapa pihak menerangkan bahawa apa sahaja tambahan jika berasaskan peratusan dari jumlah pinjaman pokok ianya adalah riba.Mohon penjelasan.

Jawapan:“Caj Perkhidmatan PTPTN Tidak Menyalahi Hukum Syarak” - itulah tajuk yang terpampang dalam laman web JAKIM berkenaan dengan kontroversi caj perkhidmatan yang dikenakan ke atas bayaran balik pinjaman PTPN. Menurut laman web tersebut, “Muzakarah Khas tersebut diadakan khusus untuk membincangkan caj perkhidmatan yang dikenakan oleh Perbadanan Tabung Pendidikan Tinggi Nasional (PTPTN) ke atas pembiayaan pelajar-pelajar di Institusi Pengajian Tinggi. JKF telah memutuskan bahawa caj perkhidmatan yang dikenakan oleh PTPTN ke atas pelajar tidak menyalahi hukum syarak. Caj perkhidmatan ini ialah sebagai upah kepada pihak PTPTN yang telah menguruskan pembiayaan pelajaran kepada pelajar-pelajar. Muzakarah Khas tersebut juga dihadiri oleh Y. Bhg. Tan Sri Dato' Setia Ambrin bin Buang, Ketua Audit Negara yang menyampaikan taklimat khas mengenai kajian jabatan audit terhadap Pengurusan Zakat Oleh Majlis Agama Islam di seluruh negeri. Muzakarah Khas yang telah berlangsung selama tiga (3) jam ini telah dihadiri oleh S.S. Mufti Negeri-negeri, Ahli-ahli Dilantik dan turut dihadiri oleh Pegawai-pegawai Kanan JAKIM dan Pegawai-pegawai Jabatan Audit Negara serta wakil daripada PTPTN.” [Sumber Laman Web JAKIM]
Hal yang sama juga dinyatakan dalam Utusan Malaysia bertarikh 29/07/2008 dalam ruangan bertajuk
Caj PTPTN tidak langgar syarak. Pengerusinya, Datuk Dr. Abdul Shukor Husin berkata, keputusan itu dicapai hasil muzakarah khas yang dipengerusikan beliau bersama wakil PTPTN di Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (Jakim). Menurut beliau, sebelum ini caj perkhidmatan yang dikenakan PTPTN ialah 4% pada 1997 sebelum ia diturunkan kepada 3%. “Setelah diberi penerangan mengenai upah operasi termasuk beberapa caj lain, kita bersetuju ia tidak menyalahi syarak dan tiada halangan dari sudut syariah agar ia tidak membebankan peminjam dan pemberi pinjam (PTPTN). Jika melihat kepada prinsip, mungkin ia dapat dikurangkan sekitar satu peratus atau satu peratus setengah daripada kadar sedia ada setelah dibuat perkiraan semula termasuk mengambil kira caj upah dan operasi,” kata beliau kepada Utusan Malaysia.
Perbincangan caj perkhidmatan ini mengundang kontroversi yang mana ada pihak yang mengatakan bahawa pinjaman ini adalah riba dan ada pihak yang menafikan. Semoga tulisan ini dapat menjernihkan pemahaman kita tentang riba, dan juga kepada pihak yang sering mengangguk kepala sahaja kepada pihak pemerintah.

Kontroversi Pengumuman Awal Fatwa dan Pendapat Ahli Jawatankuasa

Mengikut laporan Mohd Asri Zainul Abidin (MAZA) selaku Mufti Perlis dan ahli jawatankuasa menyatakan bahawa, dalam mesyuarat sebelum ini di Alor Setar pada 6-7 Mei 2008 memang pihak PTPTN juga akur bahawa caj yang dikenakan berdasarkan jumlah pinjaman dan Jawatankuasa sepakat menganggapnya riba. Cumanya, Pengerusi (yang juga Naib Canselor USIM) agak keberatan mengumumkan keputusan tersebut, sebaliknya hanya menyatakan kepada media bahawa pihak PTPTN dikehendaki mematuhi garis panduan.
Sekarang telah ada Majlis Fatwa Kebangsaan (MFK) telah mengeluarkan fatwa baru tentang PTPTN, iaitu secara umumnya menganggap bahawa caj 3% itu adalah ‘upah’ untuk kendalian operasi dan juga untuk tidak membebankan penghutang dan pemiutang. Persoalan yang kita perlu tanyakan ialah bagaimana pendapat Jawatankuasa sebelum ini yang sepakat mengatakan riba untuk caj yang dikenakan berasaskan jumlah pinjaman. Tidakkah ini termasuk dalam helah untuk melakukan ‘riba’ tetapi dinamakan ‘upah’ dan diberikan pula justifikasi untuk meringankan beban penghutang dan pemiutang?

Riba Nasiah Dalam Caj PTPTN


Jumlah caj 3% yag dikenakan sebagai kos perkhidmatan sebenarnya adalah jumlah ‘lebihan’ yang perlu dibayar oleh peminjam. Bentuk lebihan ini dikenali sebagai riba Nasiah, Meskipun beberapa pihak PTPTN sedang berhempas-pulas untuk mencampuradukkan akad ini supaya kita melihatnya dalam kaca mata Islam, atau cuba ‘mengislamkan’ akadnya dengan ditempelkan akad yang tidak ada kaitan dengannya seperti Bai, Ijarah dan Qardhul Hasan. Penempelan semacam ini sebenarnya hanyalah untuk memastikan bahawa pinjaman dalam Islam ini dapat ‘diperdagangkan’ seperti dalam sistem kapitalisme. Kos meminjam wang dalam sistem kapitalis adalah kadar bunga, sedangkan dalam Islam kos ini adalah sifar, dan sesiapa yang mengambil ‘kos’ untuk meminjamkan wang hal ini jelas termasuk riba dan seksaan neraka adalah jawapannya. Ringkasnya, di dalam Islam, jika seseorang memberi pinjam kepada saudaranya, maka haram baginya mengenakan apa jua ‘kos’, atau dengan nama apa sekalipun, dengan tujuan untuk mendapat ‘lebihan’ dari pinjaman yang diberi. Lebihan ini sebenarnya adalah riba.
Pinjaman adalah bererti pertukaran atau perpindahan hak milik sesuatu barang dari pemilik asal kepada pihak lain dengan syarat, pihak lain itu berkewajiban memulangkannya semula. Baik ariah (barang) atau qard (mata wang) yang menjadi ‘pinjaman’, pembayarannya adalah dalam kuantiti yang sama, meskipun mungkin kualitinya lebih baik. Asas utama dalam pemberian ini adalah dalam keadaan untuk ta'wun (tolong-menolong) sesama Muslim tanpa tujuan lain. ‘Pinjaman’ ini bukannya boleh dijadikan asas untuk mendapat keuntungan, kerana pinjaman bukanlah satu ‘perniagaan’ (yang boleh diambil keuntungan). Dalam sistem ekonomi kapitalis sahajalah, pinjaman dijadikan sebagai satu ‘business’ untuk mengaut keuntungan. Justeru, kos/caj tambahan (riba) terhadap pinjaman dikenakan. Malah ia dijadikan alat untuk mendapat kekayaan dan menjanakan kekayaan, baik secara individu mahupun melalui sistem perbankan. Islam mengharamkan aktiviti ini secara mutlak, dan juga pintu-pintu untuk tujuan ini. Ini adalah aktiviti mengambil riba yang sangat jelas keharamannya.

Haramnya Mengambil Lebihan Bayaran Dari Hutang

Islam melarang pembayaran balik hutang yang melebihi kuantiti asalnya, iaitu sekiranya kita berhutang dengan RM10,000 maka kita wajib membayarnya dengan RM10,000. Haram berlaku penambahan walau 1 sen pun kerana ianya adalah riba Nasiah. Keharaman ini dapat dilihat dari hadis dan juga atsar.
Diriwayatkan dari Anas, bahawa dia ditanya tentang seorang laki-laki di antara kita yang meminjamkan harta kepada saudaranya, lalu saudaranya itu memberi hadiah kepadanya. Dia (Anas) berkata: Rasulullah Salallahu alaihi wa Sallam bersabda: “Jika salah seorang dari kalian memberi pinjaman, lalu (orang yang diberi pinjaman) memberi hadiah kepadanya atau menumpangkannya ke atas kenderaan, maka janganlah dia mengenderainya dan janganlah dia menerimanya. Kecuali, jika (perkara memberi hadiah atau memberi tumpang) itu biasa terjadi antara dia (pemberi hutang) dan dia (yang diberi hutang) sebelumnya.” [HR Ibnu Majah]
Diriwayatkan dari Anas dari Nabi Salallahu alaihi wa Sallam beliau bersabda: “Jika seseorang memberi pinjaman, maka janganlah dia mengambil hadiah." [HR Bukhari dalam Kitab Tarikhnya].
Imam Syaukani juga menambah Bukhari meriwayatkan dalam Sahihnya dari Abu Burdah bin Abu Musa, dia berkata: “Aku mendatangi Madinah dan menemui Abdullah bin Salam. Dia berkata kepadaku: “Sesungguhnya kamu berada di tanah yang riba di dalamnya tersebar. Jika kamu memiliki hak atas seseorang, lalu dia menghadiahkan kepada mu seikat jerami, atau seuncang gandum, atau segenggam makanan ruji, maka janganlah kamu mengambilnya, kerana, itu adalah riba.” [Nailul Authar V/258].
Dalam Al-Ma'rifah, Baihaqi mengeluarkan dari Fadhalah bin Ubaid: “Setiap pinjaman yang menarik manfaat adalah salah satu bentuk riba.” [HR Imam Baihaqi]
Harits bin Abu Usamah meriwayatkannya dari hadis Ali ra. dengan lafaz: “Sesungguhnya Nabi Sallallahu alaihi wa Sallam. melarang pinjaman yang menarik manfaat.”

Dalam riwayat lain:
“Setiap pinjaman yang menarik manfaat adalah riba.”
Juga, berdasarkan ijmak yang telah terjadi bahawa setiap pinjaman yang di dalamnya disyaratkan tambahan adalah haram.
Ibnu Mundzir berkata: “Mereka berijmak bahawa jika pemberi pinjaman mensyaratkan tambahan atau hadiah atas peminjam, lalu dia memberi pinjaman berdasarkan itu, jika dia mengambil tambahan tersebut berdasarkan itu, maka itu adalah riba.”
Diriwayatkan dari Ubay bin Ka'b, Ibnu Abbas dan Ibnu Mas'ud, bahawa mereka melarang pinjaman yang menarik manfaat.
Dari hadis dan atsar ini menjadi jelas kepada kita bahawa pinjaman yang menarik manfaat, jika tambahan di dalamnya adalah syarat, maka tidak diperselisihkan bahawa itu adalah haram. Sekiranya terdapat bayaran lebihan, ulama bersepakat menyatakannya sebagai riba an-Nasiah yang disepakati keharamannya. [Al-Jami' fi Usul al-Riba, ms 17]

Caj PTPTN - Helah Untuk Muamalah Riba

Seperti yang diterangkan di atas bahawa dalam sistem kapitalis, ‘pinjaman’ merupakan satu business/perniagaan. Inilah pandangan hidup kapitalis yang jelas tentang permasalahan ini. Namun bila ada pihak cuba untuk menghalalkan perniagaan ini dengan nama Islam, mereka terpaksa mereka-reka dan mencipta helah untuk mengambil keuntungan (atau ‘berniaga’ dengan hutang). Di sinilah mereka terkial-kial mencipta perkara baru dan fatwa baru supaya sistem kapitalis tetap berjalan dengan disaluti oleh fatwa dari Islam.
Sedangkan Islam mengharamkan helah, berasaskan dalil umum. Helah Riba ini diharamkan kerana sebenarnya mereka bersepakat untuk mengambil lebihan dari pinjaman (riba) dan dengan cara yang tidak nampak. Ini berdasarkan kaedah syarak,
“al-wasilatu ila haram, haram” (jalan membawa kepada benda yang haram adalah haram).
Sebagaimana hadis dari Ubadah bin Shamit, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya sebahagian dari Umatku menghalalkan arak dengan cara menamakannya dengan namanya tersendiri”. [HR Ahmad]
Dan dalam riwayat lain disebutkan, “menamakannya dengan nama lain” [Nizhamul Iqtisadi Fil Islam, ms 261].
Penjenamaan Caj Perkhidmatan dan lain-lain nama adalah salah satu cara untuk menjenamakan semula Riba Nasiah yang diharamkan oleh Syarak.

Kesimpulannya

Permasalahan PTPTN ini adalah satu dari masalah yang muncul apabila manusia menjadikan ideologi kapitalis sebagai hukum-hakam kehidupan. Ini kerana dalam sistem kapitalisme yang memandang bahawa semua perkara boleh diperdagangkan termasuklah harga diri.
Dalam Aspek pendidikan ini kita boleh melihat bahawa:-
(1) Pendidikan telah dijadikan ‘perniagaan’ dalam Sistem Kapitalisme, jadi kos pendidikan menjadi tanggung jawab individu dan ibu bapa. Ini menyebabkan pelajar terpaksa meminjam wang untuk membiayai pendidikan mereka. Walhal pendidikan sepatutnya menjadi tanggung jawab negara.
(2) Wujudnya pemikiran pihak tertentu yang menubuhkan PTPTN untuk mengaut keuntungan dari para pelajar, yang mana mereka ini adalah para Kapitalis yang cuba menghalalkan riba dengan menamakannya sebagai Caj Perkhidmatan, supaya menjadi halal mengikut perspektif Islam (helah riba).
(3) Pemberian fatwa yang mengelirukan dan bercanggah dalam kenyataannya di antara satu sama lain, dan tidak ada kejelasan dari segi akadnya, hanya menjadikan Islam sebagai alat menempel (kepada sistem Kapitalis), bukannya mengetengahkan Islam sebagai satu sistem yang sama sekali berlainan dengan sistem kufur yang ada. Sesungguhnya fatwa yang sepatut dikeluarkan adalah “pendidikan di dalam Islam adalah percuma dan wajib disediakan oleh kerajaan”.
Isu Caj ini adalah simptom dari sistem kapitalis dan pemikiran kapitalis, yang dianuti oleh masyarakat, ulama dan pemerintah itu sendiri, inilah masalah sebenarnya. Insya Allah dai dalam Daulah Khilafah nanti, isu PTPTN ini tidak muncul kerana pembiayaan pendidikan adalah tanggung jawab negara, dan pinjaman ribawi pastinya tidak akan wujud sama sekali. Semoga tulisan ini memberi panduan kepada seluruh umat Islam, khususnya para pelajar yang terlibat.


@-Copyright Control-
Read More...